Jakarta, CNN Indonesia —
Hamas menginginkan kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri invasi Israel di Gaza dan menukar semua sandera Israel dengan warga Palestina yang dipenjara di Negeri Zionis itu.
Pernyataan itu disampaikan salah seorang pejabat senior dari kelompok militan Palestina tersebut, yang sekaligus menolak tawaran gencatan senjata sementara dari Israel.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Khalil Al-Hayya, pejabat Hamas di Gaza yang memimpin tim Perundingan gencatan senjata, mengatakan bahwa mereka tidak Berencana lagi menyetujui kesepakatan sementara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hayya menyebut bahwa Hamas siap segera terlibat dalam “Perundingan paket komprehensif” untuk membebaskan semua sandera yang tersisa dalam tahanan mereka sebagai imbalan atas diakhirinya Pertempuran Gaza.
Kesepakatan itu Bahkan disertai pembebasan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, dan pembangunan kembali Gaza.
“(Benjamin) Netanyahu dan pemerintahannya menggunakan perjanjian parsial sebagai kedok untuk agenda politik mereka, yang didasarkan pada kelanjutan Pertempuran pemusnahan dan kelaparan, bahkan Bila harganya Merupakan mengorbankan semua tahanannya (sandera),” kata Hayya, seperti dilansir Reuters.
“Kami tidak Berencana menjadi bagian dari kebijakan ini,” tegas Ia.
Para mediator Mesir Sudah berupaya untuk menghidupkan kembali perjanjian gencatan senjata Januari, yang menghentikan pertempuran di Gaza sebelum runtuh bulan lalu, tetapi hanya ada sedikit tanda kemajuan, setelah Israel dan Hamas saling menyalahkan.
“Komentar Hamas menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik pada perdamaian tetapi Kekejaman terus-menerus. Persyaratan yang dibuat oleh Pemerintahan Trump tidak berubah: bebaskan sandera atau hadapi neraka,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, James Hewitt.
Putaran pembicaraan terakhir pada hari Senin (14/4) di Kairo, Mesir, untuk memulihkan gencatan senjata dan membebaskan sandera Israel berakhir tanpa terobosan yang jelas, kata sumber Palestina dan Mesir.
Israel Sudah mengusulkan gencatan senjata 45 hari di Gaza untuk memungkinkan pembebasan sandera dan berpotensi memulai pembicaraan tidak langsung untuk mengakhiri Pertempuran.
Hamas Sudah menolak salah satu syaratnya, yaitu meletakkan senjata. Dalam pidatonya, Hayya menuduh Israel mengajukan usulan balasan dengan “syarat yang mustahil.”
Hamas membebaskan 38 sandera Sesuai ketentuan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari lalu. Pada bulan Maret lalu, militer Israel melanjutkan serangan darat dan udaranya di Gaza, membatalkan gencatan senjata setelah Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata tanpa mengakhiri Pertempuran.
Pejabat Israel mengatakan bahwa serangan Berencana terus berlanjut Sampai sekarang 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Gaza didemiliterisasi. Hamas bersikeras Berencana membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri Pertempuran dan Sudah menolak tuntutan untuk meletakkan senjata.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA