Bisnis  

Bapanas Sebut Beras SPHP Bulog dan Merek Premium Langka di Alfamart Cs


Jakarta, CNN Indonesia

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) produksi Perum Bulog masih belum optimal.

Sesuai aturan hasil pemantauan pada 11-22 Agustus 2025, beras SPHP belum tersedia di sebagian besar pasar tradisional, ritel modern, kios pangan, Rumah Pangan Kita (RPK), dan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih yang dipantau.

“Hal ini mengindikasikan bahwa penyaluran beras SPHP masih belum optimal,” Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Fluktuasi Harga Barang dan Jasa Daerah Tahun 2025, Senin (25/8).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain beras SPHP Bulog, temuan Bapanas menunjukkan beras premium Bahkan langka di Sebanyaknya ritel modern. Kebanyakan beras yang dijual Merupakan beras fortifikasi atau beras yang sengaja diperkaya dengan tambahan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, vitamin dan zinc, yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi masyarakat.



“Kemudian yang kedua, beras premium Bahkan terpantau langka atau tidak tersedia di ritel modern. Di waktu ini Bahkan mayoritas beras yang dijual di ritel modern Merupakan beras fortifikasi yang harganya relatif lebih tinggi dibanding beras premium,” tambahnya.

Meski demikian, Andriko mengatakan stok beras nasional terpantau Terjamin. Dalam kesempatan yang sama, Perum Bulog memastikan stok beras yang dimiliki Di waktu ini Bahkan mencapai 3,9 juta ton.

“Stok ini terus bergerak karena digunakan untuk kegiatan bantuan pangan dan SPHP. Posisinya Sebelumnya tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk Mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Perum Bulog,” kata Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Rini Andrida.

Rini menjelaskan penyaluran beras SPHP terus berjalan Sekalipun baru terealisasi sebesar 70.519 ton atau 5,35 persen dari target penyaluran periode Juli Sampai sekarang Desember 2025.

“Dengan rata-rata bervariasi seperti ini yang dapat kami lihat. Dan insyaallah ini Sebelumnya mendekati target (yang diminta Kementerian Dalam Negeri), kurang lebih sekitar 7.000 (ton per hari) dan ini variatif. Nah, ini terus kami upayakan untuk optimalisasinya,” ujar Rini.

Kementerian Dalam Negeri (Kementerian Dalam Negeri) meminta Bulog mempercepat penyaluran karena capaian Di waktu ini Bahkan dinilai belum cukup.

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir melihat penyaluran beras SPHP mengalami peningkatan dibanding minggu sebelumnya. Bila pekan lalu realisasi penyaluran baru 38 ribu ton, Saat ini Bahkan Sebelumnya mencapai sekitar 70 ribu ton. Artinya, ada kenaikan sekitar 32 ribu ton atau rata-rata lebih dari 4.000 ton per hari, dibanding pekan lalu yang hanya sekitar 1.200 ton per hari.

“Sebelumnya ada kemajuan dan kebersamaan kita Sebelumnya mulai terlihat, Sekalipun masih belum cukup. Saya ucapkan terima kasih atas upayanya, tapi tolong upaya ini belum cukup,” ujarnya.

Tomsi menambahkan daerah yang harga berasnya masih tinggi diminta Mengoptimalkan operasi pasar Supaya bisa SPHP sampai ke desa atau kelurahan, bukan hanya di tingkat kecamatan. Ia Bahkan meminta Bulog mencari solusi Supaya bisa distribusi beras tidak terkendala teknis di lapangan.

Dirinya menjelaskan salah satu kendala distribusi SPHP Merupakan penggunaan aplikasi daring Klik SPHP yang belum sepenuhnya dapat diakses oleh pedagang kecil.

Di Sebanyaknya daerah, sinyal internet tidak stabil, sementara sebagian pedagang kecil tidak memiliki ponsel berbasis Android. Bahkan Bila memiliki, belum Sebelumnya Jelas mereka mampu mengoperasikan aplikasi tersebut. Untuk itu, ia meminta adanya kebijakan alternatif, misalnya dengan pembuatan pernyataan manual Supaya bisa proses tetap berjalan Sekalipun tidak menggunakan sistem daring.

“Tolong upayakan, ada yang Klik SPHP, kemudian ada kebijakan yang bisa diambil dengan membuat pernyataan manual. Dari teman-teman Bulog yang ada di kota dan kabupaten, itu bisa memanualkan. Sehingga semua persyaratan yang tadinya online tetap berjalan, tapi Hari Ini bisa dimanualkan. Karena ini salah satu kesulitan pedagang kecil yang jumlahnya jauh lebih banyak,” tuturnya.

Tomsi meminta Bulog segera mengoordinasikan petunjuk teknis ke daerah Supaya bisa pedagang kecil tetap bisa dilibatkan.

“Tolong ini segera diambil kebijakan, dilaporkan ke Pak (Kepala) Bulog, segera disosialisasikan, dan tidak berlama-lama. Tolong minta rapat teknisnya dari masing-masing Bulog ke pemerintah daerah. Kalau Bulog belum menghubungi, kita yang hubungi Bulog,” ujarnya.

Kementerian Dalam Negeri mencatat Sekalipun ada peningkatan distribusi, harga beras di Sebanyaknya wilayah masih naik.

“Minggu lalu 193 kabupaten dan kota, minggu ini menjadi 200 kabupaten dan kota. Berarti terjadi kenaikan (harga beras) tujuh kabupaten dan kota. Ini dari 50 kabupaten dan kota menjadi 54,” kata Tomsi.

Ia menegaskan upaya Sangat dianjurkan terus ditingkatkan Supaya bisa target 7.000 ton per hari dapat tercapai, bahkan melebihi untuk menutup keterlambatan sebelumnya. Tomsi kemudian meminta Bulog Supaya bisa tidak kendor.

“Kita Sangat dianjurkan mengejar kekurangan (penyaluran SPHP) yang lalu. Teman-teman Bulog, jangan lelah. Saya tahu Sebelumnya berupaya, kenaikan dari 1.200 menjadi 4.000-an lebih per hari. Ingat target kita 7.000. Jadi kita belum mencapai target,” ucapnya.

(del/pta)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version