Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia buka suara soal tudingan aktivitas tambang menjadi Dalang Bencana Banjir bandang dan longsor di Sebanyaknya wilayah di Pulau Sumatra.
Ia mengklaim bencana Bencana Banjir dan longsor di Sumatrra Barat (Sumbar) bukan diakibatkan oleh tambang. Berbeda dari, ia masih mengecek apakah tambang turut menjadi Dalang bencana di Aceh dan Sumut.
“Kalau di Sumatra Barat, itu tidak ada. Di Aceh pun kita lagi melakukan pengecekan. Kalau di Sumut, tim evaluasi kita lagi melakukan evaluasi. Nanti setelah tim evaluasi, baru saya Nanti akan cek dampak dari tambang ini ada atau tidak,” ujar Bahlil di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil memastikan Nanti akan menindak tegas Bila terbukti ada ada perusahaan tambang yang melanggar aturan.
Pada saat yang sama, Bahlil Bahkan buka suara soal apakah tambang Emas di Tapanuli Selatan Bahkan memperparah bencana Bencana Banjir dan longsor.
Setelah meninjau lokasinya, Bahlil menyebut tambang Emas itu berhenti beroperasi sementara untuk fokus Membantu korban bencana.
“Kemarin sih enggak berlanjut, karena Hari Ini kemarin saya minta bantu untuk mereka fokus bantu alat-alat mereka bantu saudara-saudara kita yang kena bencana,” ujarnya.
Bencana Bencana Banjir Besar dan longsor menerjang Sebanyaknya wilayah di Pulau Sumatra.
BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia dalam bencana ini bertambah menjadi 836 orang Sampai saat ini Kamis (4/12) sore.
“Saya laporkan bahwa Sampai saat ini sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers.
Secara rinci, di Aceh dilaporkan ada 325 korban meninggal dunia, di Sumut tercatat 311 korban meninggal dunia dan di Sumbar ada 200 korban meninggal dunia.
Sementara itu, untuk korban hilang di Aceh tercatat ada 170 orang, di Sumut ada 127 jiwa dan di Sumbar sebanyak 221 jiwa.
(mnf/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
