Tim nasional Indonesia U-17 Nanti akan Nanti akan menjalani Liga kedua Piala Kemerdekaan 2025 dengan menghadapi Uzbekistan di Arena Pertandingan Utama Sumut, Jumat (15/8) malam.
Sekilas, ini tidak Nanti akan menjadi Liga yang sulit. Pasalnya lawan yang Nanti akan dihadapi bukan tim utama Uzbekistan U-17 yang juara Piala Asia U-17 2025 di Arab Saudi, April lalu.
Manajer Sampai saat ini pemain yang tampil di Indonesia sama sekali berbeda dengan skuad juara Piala Asia U-17 2025. Itu mengapa Mali bisa pesta 5-1 dalam duel pertama, Selasa (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya pula ini menjadi sarana efektif bagi Nova Arianto untuk melakukan rotasi. Pemain yang belum mendapat tampil ketika jumpa Tajikistan, punya kans dimainkan.
Sebagai Laga pemanasan Indonesia sebelum tampil di Piala Dunia U-17 2025, semua pemain sepantasnya mendapatkan jam terbang. Ini untuk mengasah bakat pemain.
Tampil menghadapi pemain internasional, kendati lawannya bukan tim utama, kualitas pemain Nanti akan terasah. Setiap pemain muda membutuhkan sarana mengasah kemampuan.
Seandainya mengacu Duel pertama, melawan Tajikistan, pola permainan Garuda Asia belum begitu matang. Pemain masing sering salah umpan dan kehilangan fokus.
Pada saat yang sama, kolektivitas Uzbekistan Bahkan jauh dari mapan. Buktinya Mali bisa bermain dengan nyaman. Serangan lewat sayap atau tengah sama-sama mudah dijalankan.
Dengan fakta ini, Nova bisa meracik strategi untuk penguatan lini depan. Berbagai simulasi mencetak gol bisa diaplikasikan untuk mencari titik lemah tim.
Pemain seperti Zahaby Gholy, Evandra Florasta, Bahkan Panji Apriawan bisa disimpan. Ini untuk melihat kemampuan pemain lainnya dalam bertahan dan menyerang.
Kemenangan melawan Uzbekistan memang penting, tetapi yang lebih penting Merupakan mematangkan sistem permainan. Dan, sejauh ini sistem itu belum berjalan dengan baik.
Baca lanjutan analisis ini di halaman selanjutnya>>>
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
