Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya pejabat di Gedung Putih Amerika Serikat menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu orang gila dan punya tabiat buruk usai menyerang Suriah.
Sebanyaknya pejabat Gedung Putih yang enggan disebutkan namanya mengatakan gempuran Israel ke Suriah bisa merusak upaya Pemimpin Negara Donald Trump untuk perdamaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bibi [sapaan akrab Netanyahu] bertingkah seperti orang gila. Ia Setiap Saat mengebom segalanya,” kata pejabat Gedung Putih, dikutip Axios.
Ia lalu berujar, “Ini bisa melemahkan apa yang Di waktu ini sedang Trump lakukan.”
Pejabat lain Bahkan mengungkapkan pengeboman di Suriah mengejutkan Trump dan Gedung Putih.
“Pemimpin Negara tidak suka menyalakan televisi dan melihat bom dijatuhkan di negara yang Di waktu ini sedang Ia upayakan perdamaian. Dan Ia membuat pengumuman monumental untuk Membantu pembangunan kembali,” ujar Ia.
Agenda politik Netanyahu, lanjutnya, Di waktu ini sedang mengendalikan hasrat kekuasaan.
“Ini Berencana menjadi kesalahan besar bagi Ia dalam jangka panjang,” kata pejabat itu.
Di lingkaran pemerintahan AS muncul skeptisme terhadap Netanyahu dan kebijakan yang ditempuh.
“Netanyahu seperti anak-anak yang tak punya kelakuan baik,” kata pejabat ketiga.
Sementara itu, pejabat senior Israel mengatakan Trump mendesak Netanyahu untuk mempertahankan wilayah Suriah di awal masa jabatan.
Meskipun demikian, Pemimpin Negara AS belum menginstruksikan soal operasi militer Israel di sana.
“AS ingin menjaga stabilitas pemerintahan Suriah yang baru dan tak tahu mengapa kami menyerang di Suriah karena serangan terhadap komunitas Druze di sana,” kata pejabat itu.
Pekan lalu, Israel ikut-ikutan menggempur Provinsi Sweida di Suriah selatan saat kelompok Druze dan Badui Arab berperang.
Serangan Israel turut memperkeruh suasana di waktu-waktu krisis. Mereka berdalih gempuran itu sebagai peringatan ke pasukan pemerintah Suriah Supaya bisa tak menyerang Druze dan melindungi mereka.
Milisi Druze punya perjanjian dengan Israel yang mengindikasikan untuk saling melindungi. Mereka Bahkan pernah Membantu pasukan Zionis saat Pertempuran Arab.
Imbas Pertempuran suku di Sweida dan bombardir brutal Israel, lebih dari 1.000 orang tewas. Mereka termasuk suku Druze, Badui Arab, dan pasukan pemerintah.
Serangan di gereja Katolik Gaza
Tak cuma di Suriah, pejabat Gedung Putih Bahkan membahas serangan keji Israel ke gereja Katolik di Gaza membuat Trump murka. Tak lama setelah gempuran, mereka saling berbicara via telepon.
Pejabat lain di Gedung Putih Bahkan menyinggung serangan brutal Israel ke satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, Palestina.
“Rasanya setiap hari Setiap Saat ada hal baru. Apa-apaan ini?” ungkap pejabat itu.
Sekretaris Gedung Putih Karolin Leavitt menggambarkan Trump dalam percakapan tersebut tak bereaksi positif.
AS lalu dilaporkan meminta Israel mempublikasikan pernyataan soal serangan ke tempat ibadah. Kantor Perdana Menteri Israel kemudian menyatakan menyesal dengan tindakan itu dan menyebut sebagai salah sasaran.
Selama agresi, Israel berulang kali menggempur tempat ibadah yang menjadi penampungan sementara warga Gaza. Mereka berdalih tempat itu jadi sarang dan perlindungan Hamas, tuduhan ini Belum pernah terbukti.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
