Komdigi Kaji Implementasi Koneksi HP ke Satelit Mirip Starlink


Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengkaji potensi implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler terhubung dengan satelit tanpa base transceiver station (BTS).

Komdigi Sudah membuka konsultasi publik atas dokumen Call for Information (CFI) Kajian Regulasi dan Kebijakan tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsultasi ini bertujuan menghimpun pandangan, data, serta praktik Unggul dari para pemangku kepentingan mengenai potensi pemanfaatan teknologi NTN-D2D sebagai solusi untuk pemerataan konektivitas digital nasional.

Sebagai informasi, teknologi NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung pada menara BTS. Dengan demikian, internet ini dapat menjangkau masyarakat di wilayah terpencil, perbatasan, dan perairan yang sulit diakses jaringan darat.





NTN-D2D dinilai berpotensi Memperluas jangkauan layanan seluler, Mengoptimalkan ketahanan komunikasi nasional, serta menciptakan dampak ekonomi digital di daerah.

Dokumen CFI ini disusun untuk mengumpulkan masukan publik mengenai potensi implementasi teknologi NTN-D2D di Indonesia.

Dalam dokumen CFI tersebut, pemerintah terbuka terhadap masukan dari operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum.

Masukan yang diberikan Berniat menjadi bahan penting dalam penyusunan kebijakan dan regulasi, termasuk aspek teknis, manajemen spektrum frekuensi, model Usaha, dan skema kerja sama antar operator.

Komdigi mendorong partisipasi publik untuk Menyajikan tanggapan melalui surat elektronik ke email ke [email protected] dan [email protected] dengan batas waktu penyampaian tanggapan 9 November 2025.

Lebih lanjut, teknologi semacam ini Sudah diterapkan oleh perusahaan satelit milik Elon Musk, Starlink, yang diberi nama Direct to Cell.

“Satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memungkinkan akses menyeluruh untuk mengirim SMS, menelepon, dan menjelajah di mana pun Anda berada, baik di darat, danau, Ataukah perairan pesisir. Direct to Cell Bahkan Berniat menghubungkan perangkat IoT dengan perangkat LTE umum,” tulis Starlink di lamannya.

Satelit Starlink disebut memiliki modem eNodeB yang bertindak seperti menara seluler di ruang angkasa.

Starlink menyebut layanannya ini bisa digunakan oleh semua ponsel LTE di mana pun.

Meski demikian, layanan Direct to Cell dari Starlink belum tersedia di Indonesia.

(lom/fea)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version