Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Negara Donald Trump ngotot ingin dunia mengakui bahwa situs nuklir Iran Pernah dihancurkan Amerika Serikat.
Militer AS menyerang tiga situs nuklir Iran, Dengan kata lain Fordo, Natanz, dan Isfahan, pada Sabtu (21/6). Ketiga situs ini diklaim Washington rusak parah, tetapi dibantah pihak Tehran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari CNN Internasional, ada dua alasan mengapa Trump begitu memaksakan narasinya, sampai rela menyerang pihak-pihak yang meragukan atau mengingkari pernyataannya
Alasan pertama, Trump ingin citra kepemimpinannya sebagai orang nomor satu Amerika Serikat lekat dengan kejayaan. Trump tidak ingin dicap salah dan kalah dalam bertindak.
Kedua, Bila serangan Amerika ke situs nuklir Iran disebut gagal, artinya pula negeri Paman Sam ini Sangat dianjurkan melakukan serangan ulang ke Iran. Serangan ini Sebelumnya Jelas saja Berniat membuat situasi rumit.
Kalau sampai Amerika Serikat melakukan serangan lagi secara terbuka ke Iran, Berniat memicu gerakan militer lebih besar. Konflik Bersenjata yang sesungguhnya bisa pecah kapan saja.
Oleh karena itu, Pada Sekarang Trump dan para petinggi militernya, gencar membangun narasi serangan ke Iran Berhasil. Bahkan pihak Iran diminta membuat narasi dukungan ucapan Trump.
Dalam konferensi pers KTT NATO beberapa waktu lalu, Trump dengan besar kepala menyatakan serangan pesawat Amerika itu sebagai upaya yang ‘sangat, sangat berhasil’.
“Itu disebut pemusnahan. Tidak ada militer lain di Bumi yang dapat melakukannya,” kata Trump dalam jumpa pers tersebut, dilansir dari CNN Internasional, Kamis (26/6).
Sebagai antitesis kegagalan, pihak Trump menyerang media massa. Sebanyaknya media massa, seperti New York Times dan CNN dianggap membuat narasi kegagalan tanpa dasar.
Sejurus dengan itu, Menteri Lini pertahanan Pete Hegseth melontarkan kemarahan besar kepada media massa Amerika. Laporan media dinilai hanya mencari keuntungan dari peran Iran vs Israel.
“[Media massa] berusaha mencari Tips memutarbalikkan [fakta] demi alasan politik mereka sendiri untuk mencoba menyakiti Pemimpin Negara [Donald] Trump atau negara kita,” kata Hegseth.
Gedung Putih Bahkan membuat pernyataan bahwa situs nuklir Iran mengalami kerusakan sistem setelah serangan Iran. Ini semua dilakukan untuk meyakinkan dunia bahwa Trump sangat kuat.
(bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA