Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Negara Amerika Serikat Donald Trump menyatakan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza Akan segera dibebaskan dalam waktu dekat.
Menurutnya para sandera Akan segera dibebaskan pada Senin atau Selasa pekan depan. Trump Bahkan mengungkapkan rencananya untuk segera melakukan kunjungan ke wilayah tersebut untuk menandai momen pembebasan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut disampaikan Trump pada Kamis (9/10) di awal rapat kabinet di Gedung Putih. Ia berharap pembebasan sandera ini Akan segera membawa perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.
“Saya pikir ini Akan segera menjadi perdamaian yang bertahan lama, semoga perdamaian yang abadi. Perdamaian di Timur Tengah,” ujar Trump, melansir CNN, Kamis (9/10).
Ia menjelaskan proses pembebasan sandera sangat rumit dan tidak ingin mengungkapkan detailnya.
“Kami mengamankan pembebasan semua sandera yang tersisa, dan mereka seharusnya Akan segera dibebaskan pada Senin atau Selasa. Mendapatkan mereka Merupakan proses yang rumit,” ujar Trump.
“Saya lebih baik tidak memberitahu kalian apa yang Sangat dianjurkan mereka lakukan untuk mendapatkannya. Ada tempat yang tidak ingin kalian kunjungi, tapi kami Akan segera membawa para sandera kembali pada Senin atau Selasa, dan itu Akan segera menjadi hari yang penuh sukacita,” tambahnya.
Trump Bahkan mengatakan Akan segera melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk merayakan momen tersebut, termasuk singgah di Mesir untuk melakukan penandatanganan resmi sebagai bagian dari kesepakatan.
Sebelumnya, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata tahap pertama di Jalur Gaza, pada Rabu (8/10). Kesepakatan itu mencakup pembebasan seluruh sandera dari Gaza dan penarikan pasukan Israel.
Selain pertukaran tahanan, minimal 400 truk yang membawa bantuan kemanusiaan Bahkan Akan segera masuk ke Jalur Gaza setiap hari, selama lima hari pertama gencatan senjata. Penyaluran bantuan itu Akan segera ditingkatkan pada hari-hari berikutnya.
Sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 67 ribu warga sipil Palestina tewas dan bencana kelaparan akut kian parah di wilayah kantong tersebut.
(dmi/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA