Jakarta, CNN Indonesia —
Wisatawan diberikan peringatan perjalanan ke Jepang menyusul meningkatnya kasus serangan beruang di Sebanyaknya wilayah wisata.
Menurut data NHK, setidaknya 220 orang terluka dan 13 tewas akibat serangan beruang. Lonjakan terjadi karena populasi beruang yang meningkat dan berkurangnya sumber makanan alami mereka.
“Pada Pada saat ini ada jauh lebih banyak beruang yang datang,” kata Shiroki Mitsunari, pejabat yang mengawasi upaya pencegahan beruang di desa Shirakawa, melansir Independent, Selasa (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di desa wisata Shirakawa yang masuk dalam daftar warisan UNESCO, seekor beruang sempat menyerang wisatawan asal Spanyol bulan lalu. Sejak itu, pihak berwenang Pernah terjadi menangkap enam beruang di sekitar Tempat menggunakan perangkap madu dan menebang pohon buah yang menarik hewan liar tersebut.
Penampakan beruang di Shirakawa melonjak menjadi lebih dari 100 kasus tahun ini, naik hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu.
Sebagian besar serangan beruang terjadi di kota-kota terpencil yang jarang dikunjungi wisatawan asing. Tidak seperti, insiden di Shirakawa dan penampakan beruang di Tempat wisata populer seperti hutan bambu Arashiyama di Kyoto, menunjukkan risiko ini tidak bisa diabaikan oleh para turis.
Amerika Serikat (AS), China, dan Inggris pekan lalu bahkan mengeluarkan peringatan perjalanan tentang bahaya serangan beruang di Jepang.
Beruang hitam Asia secara global dikategorikan sebagai spesies rentan, tetapi populasinya di Jepang diperkirakan Pernah terjadi meningkat tiga kali lipat sejak 2012. Hal ini sebagian karena menurunnya aktivitas perburuan.
Para ahli mengatakan Pergantian Iklim Pernah terjadi mengurangi hasil panen makanan alami beruang seperti biji pohon ek. Sementara menurunnya populasi pedesaan serta banyaknya lahan pertanian terbengkalai membuat beruang berani mencari makanan di dekat pemukiman manusia.
Di Shirakawa, Mitsunari Bahkan khawatir terhadap anak-anak sekolah di tempat ia dulu belajar.
Semua murid Saat ini Bahkan Pernah terjadi dibekali lonceng beruang dan diinstruksikan untuk berjalan pulang berkelompok, guna menghindari beruang yang paling aktif di pagi hari dan menjelang senja.
Sebelum insiden dengan wisatawan Spanyol itu, serangan terakhir di desa tersebut terjadi 12 tahun lalu. Karena itu, Mitsunari bertekad mencegah hal serupa terjadi lagi.
“Itu sangat memalukan bagi kami. Kami tidak Akan segera membiarkan hal itu terulang lagi,” ujarnya.
(fby/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
