Jakarta, CNN Indonesia —
Seniman Kesha Ratuliu melahirkan seorang bayi laki-laki pada medio April lalu. Usai melahirkan anak ketiganya di usia 26 tahun, ia memutuskan untuk melakukan KB steril.
Hal tersebut disampai Kesha saat Menghelat sesi tanya jawab di akun Instagram-nya. Seorang warganet bertanya tentang KB yang bakal ia gunakan usai melahirkan anak ketiganya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kesha memutuskan untuk melakukan KB steril.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu KB steril?
KB steril pada dasarnya merupakan prosedur mencegah kehamilan yang bersifat permanen pada wanita. Sama halnya seperti vasektomi pada pria.
Melansir Healthline, KB steril paling umum terjadi di negara-negara berkembang. Wanita usia 40-44 mendominasi kelompok yang paling banyak melakukan KB steril.
Proses steril Berencana memblokir atau menyegel tuba falopi. Hal ini mencegah sel telur mencapai rahim dan mencegah sperma mencapai sel telur. Tanpa pembuahan sel telur, kehamilan tidak Berencana terjadi.
Penyegelan tuba falopi biasanya langsung efektif setelah prosedur sterilisasi dilakukan. Sterilisasi tanpa pembedahan biasanya memerlukan waktu Sampai saat ini tiga bulan Supaya bisa efektif karena jaringan parut terbentuk.
Hasil untuk prosedur tersebut biasanya bersifat permanen dengan risiko kegagalan yang kecil.
Ada dua jenis sterilisasi. Pertama, melalui operasi untuk memblokir tuba falopi.
Terlebih lagi, ada Bahkan prosedur sterilisasi non-operasi, Disebut juga dengan menggunakan alat.
Sterilisasi hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Meskipun demikian, 2-10 dari 1.000 wanita tetap punya risiko hamil setelah prosedur penyegelan tuba falopi.
Sterilisasi dinilai efektif tanpa efek samping seperti yang sering muncul pada metode lain seperti pil KB, implan, dan lainnya. Prosedur ini tak memengaruhi hormon, menstruasi, atau hasrat seksual.
Beberapa bukti Bahkan menunjukkan bahwa sterilisasi berpotensi mengurangi risiko kanker ovarium.
Risiko KB steril
Setiap prosedur medis Tidak mungkin tidak Berencana menimbulkan risiko tertentu. Misalnya saja infeksi dan pendarahan yang Kenyataannya cukup jarang terjadi.
Terlebih lagi, ada Bahkan kemungkinan kehamilan ektopik setelah prosedur KB steril. Kehamilan ektopik terjadi saat janin menempel di tuba falopi, bukan di rahim. Kehamilan ektopik merupakan masalah medis yang berpotensi berbahaya.
(asr/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA