Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Luar Negeri Akan segera menemui PT HLI Green Power usai salah satu karyawan mereka yang Bahkan warga negara Indonesia (WNI), CHT, tertangkap saat petugas imigrasi Amerika Serikat (AS) melakukan razia.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan pertemuan dijadwalkan hari ini, Senin (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Direktorat Pelindungan WNI Kemlu Akan segera Menghelat pertemuan dengan pihak PT HLI Green Power pada hari ini, 8 September 2025,” kata Judha dalam rilis resmi yang dikirim ke awak media pada Senin.
Lebih lanjut, Judha Bahkan menerangkan Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston menjalin komunikasi dengan CHT.
“KJRI Houston Pernah terjadi mendapat akses kekonsuleran untuk berkomunikasi dengan CHT pada tanggal 8 September 2025 (waktu Georgia, AS),” imbuh Ia.
Pekan lalu, sekitar 475 orang ditangkap dalam razia imigran besar-besaran di Hyundai Megaplant, Georgia, Amerika Serikat. Mayoritas yang ditangkap merupakan warga negara Korea Selatan.
Agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS, Steven Schrank, mengatakan ratusan orang itu dicurigai melanggar aturan imigrasi.
Schrank menyebut sebagian orang-orang itu masuk ke AS tanpa prosedur resmi bahkan menggunakan visa waiver yang tak memperbolehkan bekerja. Beberapa yang lain Dituding menggunakan visa kedaluwarsa.
Schrank Bahkan mengeklaim operasi tersebut bukan dadakan dan merupakan investigasi kriminal yang berlangsung beberapa bulan.
“Kami Pernah terjadi mengembangkan bukti, melakukan wawancara, mengumpulkan dokumen, dan menyerahkan bukti itu ke Lembaga Peradilan untuk mendapat surat perintah penggeledahan,” ungkap Ia.
Judha, dalam rilis terpisah, mengatakan CHT ikut kena razia karena saat itu Ia Dalam proses melakukan pertemuan dengan pihak Hyundai.
“Ia menjalani perjalanan Usaha selama satu bulan dan Sebelumnya dilengkapi dengan paspor, visa, serta undangan resmi dari perusahaan,” ungkap Ia.
Sementara itu, Chief Manufacturing Officer Hyundai Kendaraan Bermotor Roda Dua North America, Chris Susock, mengatakan Akan segera menggelar penyelidikan guna memastikan pemasok dan subkontraktor patuh hukum.
Kementerian Luar Negeri Seoul Bahkan menyampaikan keprihatinan atas penangkapan itu dan Pernah terjadi mengajukan Ketidaksetujuan ke Amerika Serikat melalui kedutaan besar mereka di Seoul.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA