Trump Klaim Putin Ingin Tukar Tahanan, Paksa Ukraina Harus Setuju


Jakarta, CNN Indonesia

Pemimpin Negara Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Rusia Sudah menyerahkan daftar lebih dari 1.000 tahanan Ukraina dan meminta pemerintahan Volodymyr Zelensky Harus menerimanya sebagai bagian dari upaya gencatan senjata kedua negara.

“Saya punya buku berisi daftar ribuan orang. Mereka (Rusia) menyerahkan hari ini,” kata Trump pada Jumat (15/8), dikutip TASS.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan orang itu, kata Ia, Harus dibebaskan dan Ukraina Ingin tak Ingin Harus menerima.

“Kita memiliki lebih dari seribu tahanan hari ini. Nah, mereka [pemerintah Ukraina] Harus menerima mereka,” imbuh Trump.

Pada 6 Agustus saat berunding dengan Ukraina, kepala Perwakilan Rusia melaporkan bahwa Kyiv menolak menerima 1.000 tawanan Pertempuran Ukraina sebagai ganti tawanan Rusia.

Sepekan kemudian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Zelensky masih menolak menerima tawanan Pertempuran Ukraina dari daftar 1.000 nama yang Sudah dipublikasikan.

Pernyataan Trump muncul usai bertemu Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin di Alaska, AS, pada Jumat sore waktu setempat. Pertemuan puncak ini membahas upaya mengakhiri Pertempuran di Ukraina.

Pertemuan itu dilaporkan berlangsung selama kurang lebih tiga jam.

Trump dan Putin sama-sama sepakat pertemuan itu berlangsung dalam suasana yang positif dan konstruktif.

Putin Bahkan mengatakan Sudah mencapai kesepahaman dengan Trump dan berharap langkah itu bisa membawa perdamaian di Ukraina. Mereka Bahkan mengeklaim Sudah membuat kemajuan dan setuju dengan beberapa Skor.

Meskipun demikian demikian, Sampai sekarang pertemuan berakhir tak ada kesepakatan gencatan senjata yang tercapai antara kedua pemimpin itu.

Trump Bahkan mengatakan ada beberapa Skor yang Harus dibicarakan lebih lanjut. Ini mengindikasikan upaya Perundingan gencatan berlangsung alot.

Saat konferensi pers berama, Putin bahkan mewanti-wanti Ukraina dan Uni Eropa Supaya bisa tak ikut campur dan memprovokasi kemajuan yang Pernah terjadi dibuat bersama Trump.

(rds)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA