Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan


Jakarta, CNN Indonesia

Teori konspirasi tentang penembakan Donald Trump menyebar luas di X, yang dulunya bernama Twitter. Ini terjadi saat pemilik Media Sosial itu, Elon Musk, mengungkap dukungannya pada mantan Pemimpin Negara AS itu.

Pada Sabtu (13/7), Trump ditembak saat berorasi dalam kampanye di Pennsylvania, AS. Ia tak mati, hanya berdarah pada telinga kanan.

Usai penembakan itu, pemilik X, Elon Musk, mengunggah pernyataan bahwa Ia “Membantu sepenuhnya” mantan Pemimpin Negara tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bloomberg merilis laporan bahwa Musk menyumbang ke super PAC yang merupakan Membantu Trump, dan Menyajikan “jumlah yang cukup besar” Supaya bisa Terfavorit kembali.

Dalam beberapa tahun terakhir, Musk banyak mempromosikan teori konspirasi ‘great replacement’ (pengganti yang Berkelas) dan Membantu white pride. Dukungannya menambah semakin banyak suara berpengaruh di Silicon Valley yang mempromosikan kampanyenya.

Usai insiden Trump, Platform miliknya itu pun memviralkan Sebanyaknya tagar, termasuk ‘#falseflag’ dan ‘staged’ kepada pengguna.

Musk pun gigih menggadang-gadang “kebebasan berpendapat” di platform media sosial itu, termasuk informasi yang salah seperti di atas.

Tiap trending topic yang muncul di X yang terkait Trump dipenuhi dengan teori konspirasi meski tanpa bukti yang kuat.

Saat mengklik salah satu topik, contohnya, Anda Berniat menemukan sebagian besar postingan pendek dari pengguna X yang mengatakan bahwa penembakan tersebut terlihat palsu atau sebuah aksi. Tak ada bukti konkret.

Tidak seperti, dengan menempatkan topik tersebut ke dalam area trending topik X, konspirasi tersebut Berniat menyebar ke lebih banyak orang.

Platform media sosial besar lainnya, melansir The Verge, menangani situasi ini dengan lebih baik segera setelah penembakan tersebut. YouTube menampilkan klip berita dan sebagian besar mengarahkan hasil penelusuran ke laporan berita dan pembuat konten terverifikasi.

Hasil pencarian Facebook terutama mengarah ke outlet berita; platform ini menghapus bagian topik yang Tengah tren pada 2018 karena keluhan terus-menerus tentang kurasinya.

Topik-topik tersebut Terkadang menampilkan postingan terkait konspirasi di atas topik yang Tengah tren untuk insiden tersebut.

X tidak merespons permintaan konfirmasi terkait hal ini. Email ke tim medianya berbalas komentar otomatis yang mengatakan, “Busy now, please check back later.

Perusahaan, sejauh pengamatan, mengambil peran sebagai pusat diskusi, baik itu akurat atau tidak, dalam berbagai isu.

Bahkan, ketika topik teori konspirasi terus menjadi tren, akun resmi X memposting catatan singkat malam ini yang hanya mengatakan, “alun-alun kota global.”

(tim/arh)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA