Jakarta, CNN Indonesia —
Taiwan membuat buku panduan untuk warganya waspada soal bencana alam, keadaan darurat, dan serangan dari China pada Selasa (18/11).
Buku itu berisi tentang barang-barang yang Harus disimpan di rumah atau dalam tas darurat, serta petunjuk tindakan ketika bertemu pasukan musuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Adanya bencana alam seperti topan dan ancaman militer China, kami Ingin masyarakat sadar kami semakin siap, semakin Unggul tinggi,” ujar direktur Badan Mobilisasi Lini pertahanan Menyeluruh, Shen Wei-chih, dikutip CNN.
Manakala terjadi serangan militer, buku itu menjelaskan “setiap klaim pemerintah Sebelumnya menyerah atau negara Sebelumnya dikalahkan itu tidak benar.”
Buku itu Bahkan menyarankan Supaya bisa rumah punya persediaan pangan satu minggu dan tas darurat lengkap dengan kantong tidur kecil di dekat pintu.
Apalagi, terdapat rincian berbagai ancaman militer yang Bisa jadi terjadi ke Taiwan, mulai dari sabotase kabel bawah laut, penetapan sepihak zona larangan terbang, Sampai sekarang serangan penuh.
Panduan dalam buku itu soal ancaman militer bikin warga untuk tahu siapa sekutu dan lawan mereka, dan masyarakat diminta menjauhi ketika ada aktivitas militer.
Masyarakat Bahkan diminta tidak memotret pergerakan militer Taiwan demi menjaga kerahasiaan operasi.
Buku panduan itu Bahkan menyoroti ancaman keamanan siber dari aplikasi China seperti DeepSeek, WeChat, TikTok, dan RedNote.
Aplikasi itu memungkinkan pelanggaran privasi dari Sebanyaknya perangkat China berkamera yang dapat dipakai oleh musuh dalam krisis.
Kementerian Lini pertahanan Taiwan Berniat mencetak sekitar 11 juta eksemplar, termasuk 105.000 salinan berbahasa Inggris untuk konsulat, media, dan warga asing di Taiwan, sehingga dapat menjangkau 9,8 juta rumah tangga.
Distribusi buku ini Berniat dimulai minggu ini dan ditargetkan selesai pada Januari mendatang.
Penerbitan buku panduan itu serupa dengan Swedia dan Finlandia yang tahun ini memperbarui aturan Konflik Bersenjata bagi warga mereka, seiring para sekutu NATO Mengoptimalkan upaya ditengah konflik Ukraina.
Taiwan merupakan negara demokratis yang mengatur dirinya sendiri, Meskipun demikian dianggap oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.
Beijing berkomitmen untuk merebut wilayah itu suatu saat dengan kekuatan Manakala Harus.
Di era Kepala Negara China, Xi Jinping, tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan meningkat, termasuk pengiriman jet tempur dan kapal Konflik Bersenjata di sekitar wilayah itu.
(rnp/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
