Bisnis  

Suntikan Modal Danantara ke Garuda Indonesia Turun Jadi Rp23 T


Jakarta, CNN Indonesia

Suntikan modal PT Danantara Asset Management (Persero) atau (DAM) ke PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun menjadi Rp23,67 triliun.

Semula, suntikan modal itu sempat digadang-gadang mencapai US$1,84 miliar atau sekitar Rp30,72 triliun (asumsi kurs Rp16.700 per USD AS).

Suntikan modal dilakukan dengan menyerap seluruh penambahan modal tanpa Menyajikan hak memesan efek terlebih Dulu kala (PMTHMETD).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannya, sebesar Rp17,02 triliun berasal dari setoran modal tunai dan Rp6,65 triliun sisanya berasal dari konversi pinjaman pemegang saham.

“Tidak terdapat biaya-biaya terkait pelaksanaan transaksi PMTHMETD. Dana hasil pelaksanaan PMTHMETD seluruhnya Berencana digunakan Perseroan untuk Mendukung keberlangsungan usaha dan memperbaiki posisi keuangan Perseroan,” tulis manajemen perseroan seperti dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Jakarta, Selasa (11/11).



Manajemen melakukan aksi korporasi ini untuk mencapai tiga tujuan. Pertama, perbaikan nilai ekuitas secara konsolidasi. Kedua, perbaikan likuiditas untuk Mengoptimalkan struktur permodalan dan mengurangi liabilitas konsolidasi.

Ketiga, perbaikan kondisi keuangan yang diharapkan Mendukung keberlangsungan usaha masa depan.

“Penggunaan dana hasil PMHMETD ini diharapkan dapat Menyajikan dampak positif terhadap perbaikan posisi keuangan Perseroan, Mengoptimalkan ekuitas, Mengoptimalkan struktur permodalan, serta Mendukung keberlanjutan usaha Perseroan dan entitas anak di masa yang Berencana datang,” terang manajemen.

Manakala dirinci, 37 persen dana suntikan modal Berencana digunakan untuk modal kerja dan operasional Garuda, yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.

“Biaya perawatan dan perbaikan pesawat sebesar US$111,34 juta berasal dari SHL dan Rp6,88 triliun dari penambahan modal tunai untuk pesawat tertentu yang jatuh periode di tahun 2025/2026,” tulis manajemen.

Terdapat 11 perawatan dan perbaikan pesawat Berencana dilakukan oleh Garuda Maintenance Facility (GMF) dan MRO lainnya Merujuk pada Perjanjian Induk Perawatan Pesawat antara Perseroan dengan GMF.

Selanjutnya, sebesar 63 persen atau sekitar Rp14,96 triliun untuk peningkatan modal kepada Citilink, melalui konversi pinjaman pemegang saham menjadi modal serta setoran modal tunai. Fokus restrukturisasi kepada Citilink Merupakan untuk menghindari dampak risiko strategis dan dampak sosial terhadap masyarakat.

Rencananya, peningkatan modal kepada Citilink dilakukan pada Desember 2025. Adapun 47 persen atau setara Rp11,23 triliun untuk pembiayaan modal kerja dan operasional Citilink, yang mencakup pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.

Lalu, sekitar 16 persen atau setara Rp3,73 triliun untuk melakukan pembayaran seluruh utang pokok pembelian bahan bakar pesawat Citilink kepada PT Pertamina (Persero) sebesar US$225 juta.

Rencananya, aksi korporasi tersebut Berencana disepakati Merujuk pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Berkelas (RUPSLB) yang Berencana digelar besok, Rabu (12/11).

(sfr/pta)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA