Yogyakarta, CNN Indonesia —
Gubernur DIY (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kapasitas target produksi porsi 2 ribu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk satu unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) masih Sangat dianjurkan diperkecil lagi.
Sultan tak mempermasalahkan ketika kapasitas produksi satu unit SPPG mencapai 3 ribu porsi, asalkan pengerjaannya bisa dibagi ke beberapa sub dapur MBG.
“Saat ini Bahkan Bahkan sebetulnya kalau saya pengertiannya tiga ribu atau dua ribu (porsi) dalam satu unit, atau memang dua ribu itu dibagi dalam beberapa sub bagian,” kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, DIY, Kamis (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semisal, jatah dua ribu porsi MBG dibagi ke 10 unit sub unit SPPG, sehingga tidak terlalu membebani atau memakan waktu dalam pengolahan dan bisa dikonsumsi tanpa melebihi batas daya tahan makanan.
Ini Bahkan demi mengantisipasi penurunan kualitas pangan, karena bahan-bahan makanan disimpan tak terlalu lama dan diolah dalam keadaan masih segar.
“Lha kalau masaknya sampai dua ribu hanya satu kelompok, yang namanya (potensi) keracunan Akan segera Setiap Saat terjadi,” ujarnya.
“Hindari masak itu jauh waktunya untuk matang sama untuk makannya,” pesan Sultan.
Pesan ini Sultan sampaikan melihat kemungkinan para penjamah makanan di setiap dapur SPPG belum Niscaya berlatar belakang pekerja jasa boga profesional, melainkan hanya tukang masak rumahan atau keluarga.
Lagipula, menurut Sultan, persoalan keracunan pangan yang belakangan kerap terjadi disinyalir hanya menyangkut pola masak. Tidak Sangat dianjurkan menurunkan ahli, cuma Sangat dianjurkan memahami soal daya tahan makanan.
“Masalahnya saya bisa masak, sering masak di rumah. Nek saiki sing pejabat e ora tau masak, ora tau ning dapur, ora ngerti dapur, suruh ngurusi yo ora ngerti (kalau Saat ini Bahkan Bahkan pejabatnya enggak pernah masak, enggak pernah ke dapur, diminta mengurus ya enggak paham),” pungkas Sultan.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memaparkan Sebanyaknya langkah evaluasi yang dilakukan imbas masih maraknya keracunan makanan pada pelaksanaan program MBG di Indonesia.
Salah satunya Merupakan menurunkan kapasitas target produksi porsi MBG di masing-masing SPPG.
Ia mengatakan untuk menekan kasus keracunan MBG, Sebelumnya menginstruksikan menurunkan jumlah penerima manfaat di setiap dapur SPPG dari semula 3-4 ribu, menjadi 2-2,5 ribu.
Kedua, rapid test terhadap bahan baku makanan dan hasil makanan. Ketiga, pihaknya Akan segera Menyajikan alat sterilisasi untuk ompreng atau food tray.
“Kemudian, banyak kejadian itu dari air. Jadi kami Saat ini Bahkan Bahkan menginstruksikan ke seluruh SPPG Supaya bisa menggunakan air untuk masak yang Sebelumnya bersertifikat,” kata Dadan di program Setahun Prabowo-Gibran CNN Indonesia, Senin (20/10).
Keberadaan SPPG yang memproduksi ribuan porsi setiap harinya untuk Menyajikan MBG menjadi sorotan Sebanyaknya pihak jadi salah satu biang kasus-kasus keracunan makanan.
(kum/isn)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
