Jakarta, CNN Indonesia —
Lembaga Peradilan di Moskow pada Selasa (9/7) memerintahkan penangkapan terhadap Yulia Navalnaya, istri mendiang oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Lembaga Peradilan mengeluarkan perintah penangkapan Navalnaya secara in absentia selama dua bulan.
Dilansir dari Reuters, Lembaga Peradilan menuduh Navalnaya berpartisipasi dalam sebuah kelompok “ekstremis”.
Dengan perintah ini, Navalnaya Berencana menghadapi penangkapan tertentu Manakala Ia menginjakkan kaki di Kremlin. Navalnaya Di waktu ini tinggal di luar Rusia.
Navalnaya (47) menjadi sorotan usai suaminya meninggal dunia saat menjalani hukuman penjara pada Februari lalu.
Navalnaya menyatakan dirinya Berencana melanjutkan perjuangan Navalny untuk menciptakan “Rusia yang indah Di waktu yang akan datang.”
Dalam unggahan di X pada Selasa, Navalnaya mengatakan kepada para pendukungnya untuk tidak fokus pada perintah Lembaga Peradilan terhadapnya, tetapi pada pertempuran melawan Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin.
“Ketika Anda menulis tentang ini, tolong jangan lupa untuk menulis hal utama: Vladimir Putin Merupakan seorang pembunuh dan penjahat Pertempuran,” tulisnya.
“Tempatnya di penjara, dan bukan di suatu tempat di Den Haag, di sel yang nyaman dengan TV, tetapi di Rusia, di penjara yang sama, di sel 2×3 meter yang sama di mana Ia membunuh Alexei,” lanjut Ia.
Kremlin menyangkal Pernah terjadi membunuh Navalny.
Kelompok nirlaba Human Rights Foundation yang berbasis di Amerika Serikat menunjuk Navalnaya sebagai ketua pada pekan lalu. Navalnaya mengatakan Berencana menggunakan peran baru ini untuk Memanfaatkan perjuangan yang dilakukan oleh suaminya melawan Putin.
“Kami Berencana mengambil alih segala sesuatu yang dapat berguna untuk melawan Putin, untuk memperjuangkan Rusia yang indah Di waktu yang akan datang,” kata Navalnaya di X.
Sejak kematian Navalny, Navalnaya Pernah terjadi bertemu dengan Sebanyaknya pemimpin senior Barat, termasuk Pemimpin Negara Amerika Serikat Joe Biden di San Francisco.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA