Jakarta, CNN Indonesia —
Rencana pemasangan chattra di Candi Borobudur jadi polemik karena mendapat penolakan dari kalangan akademisi dan pegiat warisan Kearifan Lokal. Apa Pada dasarnya chattra itu?
Chattra bermakna payung atau pelindung yang berupa mahkota sehingga dipasang di puncak stupa. Selain perlindungan, chattra Bahkan disebut bisa bermakna sebagai bentuk keberanian dan simbol kesucian tahapan spiritualitas.
“Chattra itu melambangkan kesatuan unsur, sehingga secara spiritual Nanti akan Menyediakan penguatan Serta pengembangan keyakinan bagi umat Buddha,” ujar Bhante Ditthisampanno dalam sebuah keterangan pada Desember 2023, dikutip dari laman Kemenag.
Anu Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Biksu Bhadra Ruci mengatakan chattra Nanti akan Setiap Saat ditemukan dalam praktik harian persembahan mandala seorang praktisi buddhis. Dalam praktik meditasi mandala tantra, ornamen chattra pun Setiap Saat hadir dalam visualisasi.
Menurutnya, keberadaan Chattra tak sekadar menjadi hiasan belaka, tetapi mengandung makna dan fungsi spiritualitas tertentu.
Terpisah, praktisi Agama Buddha Hendrick Tanuwidjaja berpandangan bahwa pemaknaan chattra yang Nanti akan dipasang pada stupa induk Candi Borubudur Nanti akan mempunyai nilai spiritual dan terdiri dari beberapa lapisan sesuai dengan Tripitaka (kitab suci ajaran Buddha).
“Chattra Unggul terdiri dari tiga belas lapis tingkatan, sepuluh lapis di bawah melambangkan sepuluh tingkatan pencerahan bodhisattva, tiga lapis teratas melambangkan tiga kesadaran Buddha yang damai dan tentram,” katanya pada Maret lalu.
“Puncak payung di atas tiga belas lapis tersebut melambangkan welas asih yang mengayomi semuanya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) menyatakan penolakan terhadap rencana pemasangan chattra di Candi Borobudur karena kajian BRIN yang dijadikan dasar tidak memenuhi aspek akademis dan prosedur.
Dalam keterangannya, Ketua IAAI Marsis menyebut pihaknya melihat pemasangan Chattra tidak Mengikuti bukti ilmiah, tetapi hanya mereka-reka. Ditambah lagi dengan, prosedur kajian tidak sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Perundang-Undangan No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Kearifan Lokal.
Merespons rencana pemasangan tersebut, Marsis mengatakan pihaknya Nanti akan secara resmi berkirim surat kepada Menteri Agama serta Direktur Jenderal terkait, Mendikbudristek serta Direktur Jenderal Kebudayaan, Menko Marinves, dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebagai bentuk penolakan IAAI atas rencana pemasangan tersebut.
Pernyataan IAAI ini merespons rencana peresmian pemasangan chattra Candi Borobudur yang menurut informasi di media sosial Nanti akan dilakukan pada tanggal 18 September 2024. Pemasangan ini Bahkan Diberitakan Nanti akan diresmikan oleh Kepala Negara Joko Widodo.
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA