Jakarta, CNN Indonesia —
Hujan meteor Taurid Utara mencapai puncaknya dan dapat disaksikan hampir di seluruh belahan Bumi, kecuali Antartika malam ini. Hujan meteor ini Bahkan dapat disaksikan dari wilayah Indonesia malam ini bila langit cerah.
Hujan meteor ini memang Akan segera bertahan sampai 2 Desember 2024. Tidak seperti Taurid Utara mencapai puncaknya pada 11-12 November.
Hujan meteor ini dikenal dengan kecepatan lambat dan cahaya yang terang, berasal dari puing-puing es dan debu dari Komet Encke saat melewati tata surya kita.
Komet Encke yang memiliki periode orbit singkat sekitar 3,3 tahun, meninggalkan jejak debu dan es setiap kali melintasi tata surya. Saat Bumi melewati jalur sisa-sisa ini, partikel komet memasuki atmosfer dan terbakar, menghasilkan cahaya terang di langit malam.
Taurid umumnya memiliki meteoroid lebih besar dibanding hujan meteor lainnya, sehingga dapat bertahan lebih lama di atmosfer dengan kecepatan sekitar 27 km per detik, yang setengah lebih lambat dibanding hujan meteor Perseid.
Untuk menyaksikan hujan meteor ini tidak membutuhkan peralatan seperti teleskop, cukup lihat ke langit terutama saat tengah malam ketika konstelasi Taurus Dalam proses tinggi-tingginya.
Anda Harus menemukan konstelasi Orion, lalu arahkan pandangan ke timur laut untuk melihat bintang Aldebaran, atau “mata banteng” yang menjadi patokan. Meski demikian, kondisi cuaca dan fase bulan bisa memengaruhi pandangan.
“Jangan Berlebihan bergerak, tetapi menjauhlah dari lampu, buat diri Anda merasa nyaman, dan bersabarlah,” kata Dr. Shannon Schmoll, direktur Planetarium Abrams di Michigan State University, melansir CNN, Senin (11/11).
Hujan meteor Taurid biasanya hanya menghasilkan sekitar lima meteor per jam tetapi kadang menampilkan bola api yang lebih terang, menarik untuk diabadikan.
Cahaya bulan yang Dalam proses dalam fase gibbous (fase ketika Bulan semakin membesar dan mendekati fase Bulan Purnama) dapat menghalangi beberapa meteor terutama yang redup.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA