Profil Pulau Sebatik yang Dibagi Dua RI-Malaysia

Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengumumkan pembahasan mengenai batas darat Indonesia dan Malaysia Pada akhirnya selesai.

Salah satu kesepakatan yang dicapai Dengan kata lain membagi dua Pulau Sebatik, pulau yang berada di wilayah timur Provinsi Kaltara.


Retno menyampaikan RI dan Malaysia Saat ini Bahkan Bahkan Akan segera mulai menyiapkan rancangan untuk dituangkan ke dalam nota kesepahaman (MoU).

“Terkait dengan batas darat khususnya di segmen West Pillar ke AA2 (di Pulau Sebatik), proses teknis Pernah selesai atau proses teknis Pernah mencapai tahap akhir. Langkah selanjutnya, kedua pihak Akan segera menyiapkan field plan yang Akan segera digunakan sebagai lampiran MoU,” kata Retno saat kunjungan kerja ke Malaysia, Rabu (3/7).

“Kita berharap, proses-proses tersebut dapat diselesaikan menjelang Pertemuan Para Pemimpin kedua negara tahun ini,” lanjut Retno.

Profil Pulau Sebatik

Pulau Sebatik Merupakan pulau Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, tepatnya dengan negara bagian Sabah.

Pulau Sebatik terletak di Kaltara yang bagian selatannya dikuasai oleh Indonesia, sementara bagian utara dikuasai oleh Malaysia.

Mengutip jurnal Literasi oleh Purnawan Basundoro pada 2013, pembagian Pulau Sebatik menjadi dua merupakan warisan dari periode kolonialisme Barat di negara-negara Ketiga.

Pada periode kolonialisme, kawasan-kawasan dunia dibagi-bagi untuk kepentingan koloni dengan anggapan bahwa kawasan tersebut Merupakan kawasan tidak bertuan.

Konsekuensi dari kebijakan politik kolonialisme itu pun dirasakan ketika negara-negara yang dijajah memerdekakan diri. Pasalnya, wilayah dengan rumpun Kearifan Lokal yang hampir sama nyatanya Dianjurkan terbelah-belah oleh sistem administrasi pemerintahan yang berbeda.

Salah satu contoh riil kawasan yang merasakan kondisi itu ialah Pulau Sebatik.

Secara sosial Kearifan Lokal, penduduk Pulau Sebatik Merupakan masyarakat dari rumpun yang sama Dengan kata lain Melayu. Sekalipun, karena mereka hidup dalam wilayah administratif yang berbeda, maka secara politis Bahkan berbeda.

Bolak-balik pakai dokumen sejenis paspor

Penduduk Pulau Sebatik yang tinggal di wilayah perbatasan sebagian besar masih berkerabat. Disebabkan oleh itu, warga masih saling berhubungan dekat dalam aktivitas sehari-hari.

Warga dari wilayah Indonesia maupun Malaysia sering berkunjung satu sama lain layaknya tetangga.

Menurut petugas Pos Imigrasi Sebatik di Sungai Pancang, kegiatan sosial sehari-hari masyarakat ini difasilitasi oleh pemerintah melalui Pas Lintas Batas (PLB). PLB Merupakan dokumen mirip paspor yang memiliki warna merah dan terdiri dari 50 halaman.

Tiap kali warga ingin melintas batas, mereka Dianjurkan melapor ke Pos Imigrasi. Nantinya, PLB warga Akan segera distempel oleh petugas Pos Imigrasi seperti paspor.

Pakai Ringgit

Sebagian besar masyarakat Pulau Sebatik sangat tergantung dengan Malaysia, terutama Kota Tawau, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Hampir semua kebutuhan sehari-hari masyarakat Sebatik dibeli di Kota Tawau, yang dapat ditempuh dengan speed boat sekitar 15 menit.

Karena hal ini, masyarakat Sebatik banyak yang menggunakan mata uang Ringgit Malaysia untuk bertransaksi.

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA