Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya sesar di Jabar masih bergerak aktif dan memiliki potensi menghasilkan gempa bumi. Wilayah Jabar diguncang Sebanyaknya kejadian gempa selama sepekan terakhir, mulai dari Bandung Barat akibat aktivitas Sesar Lembang Sampai saat ini Kabupaten Karawang yang dipicu Sesar Naik Busur Belakang Jabar.
Sesar Lembang
Pada pekan lalu, gempa dangkal berkekuatan magnitudo 1,8 Bahkan mengguncang wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (14/8). BMKG kala itu Bahkan menyoroti Sesar Lembang yang aktif dan Sangat dianjurkan diwaspadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aktivitas gempa sore tadi menjadi bukti bahwa Sesar Lembang Merupakan jenis sesar aktif yang patut diwaspadai,” ujar Daryono, dalam keterangannya, Kamis (14/8).
Sesar Lembang Merupakan satu dari 81 sesar yang aktif di Indonesia. Ia berlokasi di 8 Sampai saat ini 10 kilometer sebelah utara kota Bandung.
Sesar Lembang memiliki patahan sepanjang 29 kilometer yang masih aktif bergerak. Kecepatan pergerakannya mencapai 6 milimeter per tahun.
Terdapat enam segmen patahan yang tidak lurus di Sesar Lembang. Enam patahan itu Merupakan Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng.
Sesar Lembang membentang dari Kecamatan Padalarang (Kab. Bandung Barat) di bagian barat Sampai saat ini Kecamatan Cilengkrang (Kab. Bandung) di sebelah timur. Pada sisi barat, ketinggian sesar Lembang semakin landai dan Di waktu ini Bahkan daerahnya didominasi persawahan dan rumah warga.
Sementara di sisi timur, Sesar Lembang memiliki struktur mencuat dengan kecuraman Sampai saat ini 40 derajat. Karena menyerupai dinding raksasa, ia menjadi salah satu daya tarik wisata di kota Bandung.
Sesar Naik Busur Belakang Jabar
Sesar Naik Busur Belakang Jabar merupakan sumber gempa Kabupaten Karawang berkekuatan magnitudo 4,7 pada Rabu (20/8).
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jabar (West Java back arc thrust),” ujar Daryono dalam keterangannya, Rabu (20/8).
Segmen Baribis, yang sebelumnya dikenal sebagai Sesar Baribis merupakan salah satu bagian dari Sesar Naik Busur Belakang Jabar.
Bersama Segmen Baribis, beberapa segmen lain yang termasuk dalam sesar tersebut Merupakan Segmen Ciremai, Segmen Cipunegara, Segmen Tangkubanparahu, Segmen Citarum, Segmen Citarum Front, Segmen Cariu, Segmen Cirata, Segmen Kalapanunggal, Segmen Depok, Segmen Rarata, dan Segmen Salak.
Sesar Citarik
Sesar Citarik dikenal dari kelurusan aliran Sungai Citarik, yang menunjukkan adanya patahan di bawah permukaan tanah. Jalur sesar ini memanjang dari pantai tenggara Teluk Palabuhanratu, melewati Palabuhanratu, Gunung Salak, Bogor, Sampai saat ini ke Bekasi.
Arah umum sesarnya dari barat daya ke timur laut. Patahan ini terbentuk sejak zaman Miosen Tengah (sekitar 15 juta tahun lalu) dan masih aktif Sampai saat ini Saat ini Bahkan.
Dikutip dari Badan Geologi, sesar ini awalnya bergerak kombinasi mendatar (strike-slip) dan vertikal (dip-slip). Sejak sekitar 2,5 juta tahun lalu, pergerakannya berkembang menjadi mendatar mengiri.
Sesar Citarik melewati wilayah strategis dan padat penduduk, seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi, serta kawasan wisata seperti Palabuhanratu. Sesar ini aktif karena kerak buminya masih bergerak.
Lain-lain
Pada 2024, BMKG mengidentifikasi adanya sesar baru yang menjadi Dalang gempa Sumedang yang terjadi pada 31 Desember 2023.
Kabupaten Sumedang kala itu diguncang gempa berkekuatan magnitudo 4,8 dengan Tempat episenter pada koordinat 6,85 derajat LS dan 107,94 derajat BT, atau tepatnya di darat pada jarak 2 km Timur Laut dari pusat Kota Sumedang, Jabar, dengan kedalaman pusat gempa (hiposenter) 5 km dari permukaan bumi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah Kabupaten Sumedang merupakan wilayah rawan gempa dengan sumber gempa berasal dari zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudera Hindia.
Ditambah lagi dengan, wilayah ini Bahkan berpotensi diguncang gempa yang berasal dari beberapa sesar aktif di daratan yang Pernah terjadi terpetakan, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo dan Sesar Cipeles, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
(lom/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA