Jakarta, CNN Indonesia —
Gerakan rutin mampu berdampak pada kesehatan secara keseluruhan tak terkecuali kondisi hormon. Pada pria, hormon testosteron memainkan peranan penting dan Gerakan disebut mampu menaikkan kadar testosteron. Apakah memang demikian?
Gerakan memang berkontribusi terhadap kadar testosteron. Sekalipun beberapa ahli menyebut hubungan ini terbilang sedikit kompleks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Testosteron merupakan hormon seks utama pria yang diproduksi testis. Hormon ini memiliki banyak peran termasuk fungsi seksual, pembentukan otot, dan daya tahan tubuh.
“Kadar testosteron dipengaruhi oleh Gerakan, tetapi penelitian berkelanjutan diperlukan untuk Sungguh-sungguh memahami apa yang terjadi,” kata praktisi kesehatan Edward Cherullo mengutip dari Men’s Health.
Gerakan memengaruhi kadar testosteron
Gerakan memang memengaruhi kadar testosteron. Sekalipun Kenyataannya ada faktor-faktor lain yang berkontribusi.
Jenis Gerakan tertentu dengan volume dan intensitas terukur dapat Memanfaatkan kadar testosteron. Sekalipun Anthony Hackney, profesor fisiologi Gerakan dan nutrisi, mengingatkan ada pula Gerakan dengan volume dan intensitas tertentu justru menurunkan kadar testosteron.
“Jadi, tidak ada pernyataan universal, ‘Oh, saya berolahraga, dan saya Nanti akan Setiap Waktu melihat respons testosteron ini’,” imbuhnya.
Sebanyaknya penelitian Pernah terjadi mengamati jenis Gerakan seperti, kardio, sepeda, lari, renang, dan angkat beban serta pengaruhnya terhadap kadar testosteron. Sekalipun hasilnya berbeda-beda.
Ahli urologi Ahmed El-Zawahry mengatakan Bila hasil penelitian digabungkan, nyatanya tidak ada Gerakan yang signifikan menaikkan kadar hormon testosteron. Sekalipun Gerakan angkat beban mampu menaikkan kadarnya untuk sementara dan tidak berlangsung lama.
Berdasar penelitian berbeda, ada faktor lain yang turut memengaruhi kadar testosteron selain Gerakan Dikenal sebagai, komposisi tubuh dan tingkat kebugaran.
Studi kecil pada 2016 menemukan bahwa pria obesitas dan kelebihan berat badan mengalami peningkatan kadar testosteron signifikan ketika menaikkan Gerakan.
Kemudian studi pada 2018 menemukan beberapa Olahragawan pria justru kadar testosteronnya rendah. Hal ini Kemungkinan akibat kadar kortisol yang tinggi.
Lantas, apa jenis Gerakan yang Memanfaatkan kadar testosteron?
Penelitian menunjukkan bahwa latihan kekuatan (strength training) dan latihan interval intensitas tinggi (HIIT) dapat Memanfaatkan kadar testosteron. Berbeda dengan, latihan berbasis ketahanan seperti kardio berpotensi menurunkan testosteron.
(els/els)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA