Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Pernah merasa kulit tiba-tiba bermasalah saat minggu penuh tekanan? Itu bukan kebetulan. Stres, kecemasan, Sampai saat ini depresi dapat memicu jerawat dan membuat kondisi kulit semakin parah.
Trend Populer ini dikenal sebagai mind-skin connection atau hubungan antara kesehatan mental dan kulit.
Dalam dunia medis, keterkaitan ini menjadi fokus bidang psychodermatology, yang mempelajari bagaimana stres fisik maupun emosional memengaruhi kondisi kulit. Sebanyaknya riset menunjukkan bahwa stres dapat mengacaukan keseimbangan hormon dan memicu inflamasi, sehingga memperburuk jerawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir GoodRx, hubungan ini Bahkan terjadi pada kondisi kulit lain seperti psoriasis dan dermatitis atopik, yang kerap membuat penderitanya mengalami tekanan psikologis dan sosial. Kulit yang bermasalah bisa menurunkan kepercayaan diri, sementara kesehatan mental yang terganggu dapat memperburuk kondisi kulit, sebuah lingkaran yang saling memperparah.
Mengapa stres memperburuk jerawat?
Kecemasan atau depresi memang tidak secara langsung menyebabkan jerawat. Meskipun demikian demikian, keduanya dapat membuat kondisi jerawat yang Sebelumnya ada menjadi lebih parah. Saat stres, tubuh mengalami beberapa perubahan yang memicu munculnya jerawat baru.
Kesehatan mental yang menurun tak hanya terlihat dari kondisi kulit. Berat badan pun bisa terpengaruh. Banyak orang mengalami stress eating, kurang tidur, atau kehilangan motivasi untuk berolahraga saat berada dalam tekanan.
Semua faktor ini dapat memicu inflamasi, ketidakseimbangan hormon, Sampai saat ini Mengoptimalkan keinginan makan berlebih-hal yang membuat berat badan sulit turun.
Di waktu ini Bahkan, kesehatan mental menjadi isu Kesehatan Dunia cukup mengkhawatirkan. Di dunia estetika, riset menunjukkan separuh pasien memiliki masalah kesehatan mental yang tidak Setiap Waktu tertangani oleh layanan Pesona Diri konvensional.
Teknologi EXOMIND dari Superb Clinic menghadirkan pendekatan holistik yang menggabungkan estetika dan kesehatan mental. Dokter Spesialis Bedah Plastik Danu Mahandaru mengatakan bahwa berbagai masalah mental seperti depresi, kecemasan, overthinking, perilaku obsesif-kompulsif, Sampai saat ini binge eating dapat ditangani melalui teknologi ini.
“Masalah mental memang sangat berkaitan dengan estetika. Makanya, tidak heran Seandainya Sebelumnya melakukan treatmen atau perawatan kulit tapi tak kunjung sembuh, Kemungkinan masalah di pikirannya yang justru Dianjurkan dibetulkan,” kata Ia dalam keterangannya, Senin (8/12).
Ia pun menjelaskan beberapa beberapa alasan kenapa stres bisa memperburuk masalah kulit, termasuk jerawat, Didefinisikan sebagai sebagai berikut:
1. Peningkatan produksi minyak di kulit
Saat otak terpapar stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol. Hormon ini merangsang kelenjar minyak untuk menghasilkan sebum berlebih. Minyak yang berlebih ini mudah menyumbat pori-pori dan memicu jerawat.
2. Inflamasi meningkat, penyembuhan melambat
Stres memicu pelepasan sitokin, zat kimia pemicu peradangan dan membuat sistem imun melemah. Alhasil, jerawat menjadi lebih merah, bengkak, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Dalam jangka panjang, stres kronis dapat menurunkan kemampuan kulit memperbaiki diri, membuatnya lebih sensitif dan rentan berjerawat.
3. Kebiasaan memencet jerawat
Saat stres, sebagian orang tanpa sadar lebih sering menyentuh atau memencet jerawat, yang membuat bakteri berpindah ke kulit, merusak lapisan pelindung kulit, Sampai saat ini menimbulkan bekas atau luka.
4. Perawatan kulit yang terbengkalai
Stres sering membuat rutinitas perawatan kulit terganggu. Mungkin sekali Anda lupa membersihkan wajah, tertidur dengan riasan, atau berhenti memakai Resep jerawat. Padahal, konsistensi menjadi kunci untuk merawat kulit berjerawat.
(tis/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
