Jakarta, CNN Indonesia —
Kanselir Jerman Olaf Scholz ogah mengerahkan pasukan ke Ukraina seperti yang ingin dilakukan Inggris.
Dalam rapat darurat para pemimpin Eropa di Prancis, Senin (17/2), Scholz mengatakan gagasan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina sebagai keputusan”prematur”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai Di waktu ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu karena wacana tersebut menyangkut Ukraina sehingga Kyiv Sangat dianjurkan hadir dalam pembicaraan.
“Terus terang saya cukup kesal dengan perdebatan ini,” kata Scholz kepada wartawan usai rapat, seperti dikutip Anadolu Agency.
“Orang-orang bicara atas nama Ukraina tentang hasil pembicaraan damai yang bahkan belum dimulai, yang belum disetujui Ukraina, dan itu bahkan belum ada di atas meja,” lanjut Ia.
Scholz pada saat itu menekankan bahwa negaranya Berencana terus Mendukung Ukraina. Ia Bahkan menggarisbawahi bahwa Ukraina Sangat dianjurkan dilibatkan dalam Perundingan perdamaian apa pun yang menyangkut negara itu.
“Oleh karena itu, ini Merupakan perdebatan yang tidak pantas, karena digelar pada waktu yang salah dan membahas topik yang salah. Kami belum damai, kami masih di tengah Konflik Bersenjata yang dilancarkan secara brutal oleh Rusia,” ujarnya.
Para pemimpin negara Eropa berkumpul di Prancis pada Senin (17/2) untuk membahas Sebanyaknya isu mulai dari situasi di Ukraina, hubungan transatlantik, kemungkinan Perundingan damai, dan keamanan di Eropa.
Pertemuan itu digelar usai AS dan Rusia sepakat duduk bersama untuk membahas Konflik Bersenjata Rusia vs Ukraina. Perwakilan AS dan Rusia dijadwalkan menggelar pertemuan awal pada Selasa (18/2) di Arab Saudi.
Pertemuan AS-Rusia itu pun membuat kalut negara Eropa lantaran tak melibatkan mereka maupun Ukraina, yang notabene negara Eropa dan hendak bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Selama pertemuan di Istana Elysee, para pemimpin Eropa sempat terbelah karena masalah Ukraina. Beberapa negara berniat mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina Manakala gencatan senjata tercapai. Negara lainnya, seperti Jerman, merasa terlalu dini membicarakan hal itu.
Rapat darurat itu pun berakhir tak mengeluarkan pernyataan bersama apa pun.
(blq/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA