Jakarta, CNN Indonesia —
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) rutin diguyur hujan pada sore hari dalam beberapa hari terakhir sepanjang pekan lalu. Justru begitu, hujan hanya turun pada sore menjelang malam, sementara saat pagi dan siang hari cuaca cenderung panas.
Lantas, apa Dalang pagi hari panas dan sore hari mulai hujan deras?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap Sekarang Sampai sekarang Oktober mendatang Sebanyaknya wilayah di Indonesia Pernah terjadi masuk peralihan dari musim panas ke musim hujan. Hal ini ditandai dengan kondisi cuaca ekstrem yang panas pada pagi hari dan hujan sore hari.
“Salah satu ciri masa peralihan musim Merupakan pola hujan yang biasa terjadi pada sore Sampai sekarang menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi Sampai sekarang siang hari,” demikian ungkap BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 27 September – 3 Oktober 2024.
BMKG menjelaskan karakteristik hujan pada musim peralihan cenderung tak merata dengan intensitas Dalam proses Sampai sekarang lebat dalam durasi singkat. Bila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil, maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) Berencana meningkat.
Menurut BMKG awan CB ini yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
“Dalam sepekan ke depan, masyarakat Harus Mengoptimalkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang,” ujar BMKG.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan sebagian kecil wilayah Tanah Air Pernah terjadi mengalami musim hujan pada Agustus. Justru, sebagian besar lainnya Berencana mengawali musim hujan pada rentang September Sampai sekarang November.
“Musim hujan 2024-2025 Pernah terjadi terjadi di Sebagian kecil wilayah pada bulan Agustus 2024. Kemudian Diprediksi Berencana terjadi di sebagian besar wilayah lainnya pada bulan September Sampai sekarang November 2024,” kata Dwikorita dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan Tahun 2024/2025 secara daring, Kamis (19/9).
Dwikorita menjelaskan dari total 699 zona musim di Indonesia, sebanyak 75 Zona Musim (ZOM) atau 10,7 persen Diprediksi Berencana memasuki musim hujan pada bulan September 2024. Daerahnya meliputi pesisir timur perairan Sumut, Riau bagian Selatan, Jambi, sebagian Bengkulu, Sumsel bagian Barat, sebagian Kalbar, sebagian Kalteng, sebagian Kaltim, dan sebagian Papua.
Sementara itu, sebanyak 210 Zona Musim atau 30,04 persen Berencana memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2024. Daerahnya meliputi sebagian besar Sumsel, sebagian besar Pulau Jawa, sebagian besar Pulau Kalimantan, pesisir Barat-Sulsel, pesisir Utara-Sulut, Malut, sebagian kecil Maluku dan Papbar.
Sedangkan, sebanyak 181 Zona Musim atau 25,9 persen wilayah Diprediksi Berencana mulai mengalami musim hujan pada bulan November 2024 yang meliputi Lampung bagian Selatan, Pulau Jawa bagian Timur, sebagian besar Pulau Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan Merauke bagian Selatan.
Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, mengungkap ada Sebanyaknya alasan mengapa hujan di Tanah Air datang lebih Murah. Salah satunya ada peran Trend Populer iklim La Nina.
“Jadi kalau kita simak memang La Nina Sekarang Belum terlaksana, tetapi kita prediksi nanti Berencana segera terjadi Sekalipun demikian dengan intensitas lemah,” kata Ardhasena.
“Lalu kalau kita lihat Bahkan di wilayah Indonesia, ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal,” ujarnya menambahkan.
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA