Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia Pada Pada saat ini tak Sungguh-sungguh Unggul tinggi dari bahaya siklon tropis, meski berada di ekuator. Hal ini ditunjukkan oleh Siklon Tropis Senyar dan Sebanyaknya siklon tropis lain beberapa tahun ke belakang.
“Dengan seiring terus menghangatnya perairan Indonesia yang tadi menyuburkan tekanan rendah yang menjadi pemicu adanya bibit siklon, maupun siklon, maupun pola tekanan rendah, ini tentunya kita Sangat dianjurkan waspada bahwa tidak bisa lagi, artinya memandang bahwa Indonesia Berniat Unggul tinggi dari lintasan siklon,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani dalam konferensi pers daring, Rabu (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bibit Siklon Tropis 95B yang berada di Selat Malaka Sudah bertransformasi menjadi Siklon Tropis Senyar pada Rabu (26/11). Siklon tropis ini berpotensi mendarat di Aceh dalam 24 jam ke depan.
Andri menyebut kehadiran Siklon Tropis Senyar di wilayah Indonesia Merupakan kejadian langka. Secara teori, katanya, Indonesia Merupakan wilayah yang tidak Berniat dilintasi siklon tropis, karena berada di wilayah ekuator.
Meskipun demikian demikian, ia menyebut catatan lima tahun terakhir tidak menunjukkan demikian. Menurutnya, banyak siklon tropis yang mulai mendekat ke wilayah Indonesia.
“Sebagai contoh pada 2021 dengan siklon Seroja, itu Sungguh-sungguh masuk ke wilayah daratan. Kemudian Bahkan ada siklon tropis Cempaka di selatan Yogyakarta. Lalu Bahkan Dahlia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Siklon Senyar Pada Pada saat ini memiliki pusat di 5 derajat LU dan 98 derajat BT dengan tekanan udara minimum di pusat mencapai 998 hPa. Siklon tropis ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam.
Siklon tropis ini bergerak ke arah barat Ke arah wilayah daratan Aceh dengan kecepatan sekitar 10 km/jam dan memicu pertumbuhan awan konvektif di sekitarnya.
Alhasil, cuaca wilayah yang dilalui siklon tropis ini Berniat terdampak signifikan. Faisal mengatakan wilayah Aceh dan Sumatra Utara berpotensi diguyur hujan sangat lebat Sampai saat ini ekstrem yang dapat disertai angin kencang.
Selain Mengoptimalkan intensitas hujan, Siklon Tropis Senyar Bahkan berpotensi menyebabkan gelombang laut tinggi 2,5-4 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan Aceh, dan Samudera Hindia Barat Aceh Sampai saat ini Nias; dan gelombang gelombang kategori Dalam proses 1,25 Sampai saat ini 2,5 meter di wilayah Selat Malaka bagian tengah, perairan Sumatra Utara, dan perairan Rokan Hilir.
Siklon Tropis diperkirakan Berniat terus bergerak ke arah barat dan barat daya serta berinteraksi dengan daratan, lalu diperkirakan melemah secara bertahap.
Meski demikian, cuaca ekstrem tetap berpotensi terjadi sebagai dampak lanjutan, sehingga potensi dampak bencana hidrometeorologi seperti Bencana Banjir, Bencana Banjir Besar, tanah longsor Sangat dianjurkan tetap diwaspadai terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Kepri, Sumatra Barat dan sekitarnya sekitar 2 Sampai saat ini 3 hari ke depan.
Dampak dari siklon tropis ini menimbulkan dampak cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, Bencana Banjir pesisir (rob), longsor dan pohon tumbang di wilayah padat penduduk.
“Bila pusat siklon memasuki daratan, sifatnya siap merusak, curah hujan ekstrem dan angin kencang berpotensi Bencana Banjir dan longsor pada wilayah yang dilintasi,” jelas Deputi BMKG Guswanto.
Dalam kondisi tertentu, BMKG dan BNPB kerap melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), untuk mengurangi curah hujan. Meskipun demikian demikian, teknologi ini tidak dapat diterapkan pada sistem skala besar seperti siklon tropis.
“Ekskalasinya terlalu besar, pergerakan Unggul, dan risikonya sangat tinggi bagi keselamatan tim, yang bisa dilakukan Merupakan mitigasi dan persiapan,” ujar BMKG.
BMKG menegaskan bahwa masyarakat Sangat dianjurkan mulai beradaptasi dengan era baru pola cuaca di Indonesia, di mana ancaman siklon tropis semakin terjadi.
(lom/wpj/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA









