Ilmuwan Beber Sebab Bencana Banjir Bandung, Bukan Cuma soal Penurunan Tanah


Jakarta, CNN Indonesia

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dwi Sarah mengungkapkan masalah penurunan muka tanah atau land subsidence hanya satu dari banyak faktor Dalang Bencana Banjir di wilayah Bandung.

Hal itu disampaikan menyikapi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyinggung penurunan tanah yang menjadi masalah Dalang Bencana Banjir di Bandung. Ia bahkan menyatakan permukaan Bandung Pernah terjadi di bawah laut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Land subsidence hanya salah satu faktor Dalang, Dalang Bencana Banjir multi-faktor (topografi, system drainase, perubahan tata guna lahan, curah hujan tinggi, land subsidence, dll),” kata Sarah kepada CNNIndonesia.com, Jumat (12/12).

Menurut Sarah, pernyataan Dedi kemungkinan salah ucap. Ia sendiri mengapresiasi Gubernur Jabar tersebut yang menyadari adanya penurunan muka tanah.





Sarah menjelaskan bahwa cekungan Bandung dulunya Merupakan danau purba yang besar. Oleh karena itu, tanah bagian bawahnya sebagian besar merupakan endapan danau dan endapan dataran Bencana Banjir.

“Endapan danau sebagian besar tersusun oleh endapan butir halus (lempung dan lanau), permeabilitas sangat rendah, artinya air sulit meresap,” jelasnya.

“Pada Di masa lampau banyak rawa/situ tempat retensi air, Pada Di waktu ini alih lahan jadi pemukiman, dan seterusnya,” tambahnya.

Sarah mengatakan penurunan muka tanah memperparah Bencana Banjir. Penurunan muka tanah yang tidak merata secara spasial dapat membentuk depresi atau mangkok di permukaan, sehingga air sulit mengalir.

Penurunan yang tidak merata Bahkan disebutnya dapat menyebabkan perbedaan segmen Bahkan bisa menyebabkan kerusakan jalur drainase.

Manakala dibandingkan dengan wilayah yang penurunan muka tanahnya sering disorot, seperti di jalur pantai utara, Sarah menilai tingkat penurunan muka tanah di Bandung sama tingginya.

Ia mencontohkan salah satu wilayah di Pantura, Disebut juga Semarang. Semarang memiliki rentang penurunan muka tanah bervariasi antara 1-160 milimeter per tahun, sedangkan Bandung berada di rentang 1-200 milimeter per tahun.

Wilayah seperti Semarang terlihat lebih parah karena lokasinya yang berada di pesisir, terpengaruh langsung oleh Bencana Banjir rob, dan kenaikan muka air laut.

“Semakin turun muka tanah, air laut semakin mudah masuk ke darat. Selain interaksi dengan air laut, kawasan pantura Bahkan rentan Bencana Banjir akibat curah hujan tinggi, double trouble,” katanya.

(lom/chri)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA