Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak mentah dunia anjlok pada perdagangan Rabu (19/11) setelah Amerika Serikat (AS) merilis laporan industri yang menunjukkan persediaan crude dan BBM pekan lalu naik.
Laporan itu memperparah kekhawatiran pasar bahwa pasokan global saat melebihi permintaan di pasar. AS merupakan konsumen minyak mentah terbesar dunia.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 28 sen atau 0,43 persen menjadi US$64,61 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) turun 24 sen atau 0,4 persen menjadi US$60,5 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah dan bahan bakar AS naik pekan lalu. Cadangan minyak mentah naik 4,45 juta barel, sementara persediaan bensin naik 1,55 juta barel, serta persediaan distilat naik 577 ribu barel.
Data persediaan resmi pemerintah AS Nanti akan dirilis pada Rabu ini.
Perusahaan pialang Tiongkok, Haitong Futures, menyatakan data API yang menunjukkan peningkatan stok minyak mentah dan bahan bakar AS itu menunjukkan permintaan yang lemah, serta prospek harga minyak yang Bahkan turun.
Delapan analis yang disurvei oleh Reuters menjelang rilis data minyak versi pemerintah memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah kemungkinan turun sekitar 600 ribu barel per 14 November.
Kemarin harga minyak sempat menguat karena investor mempertimbangkan dampak Hukuman AS terhadap Penjualan Barang ke Luar Negeri minyak Rusia.
Ditambah lagi dengan, serangan Ukraina terhadap kilang dan pelabuhan Penjualan Barang ke Luar Negeri Rusia Sudah Mengoptimalkan kekhawatiran Nanti akan gangguan pasokan minyak mentah dan bahan bakar.
Sekalipun, kekhawatiran tentang pasokan Rusia diimbangi dengan perkiraan analis bahwa produksi minyak melebihi permintaan Pada Saat ini Bahkan, yang Sudah menekan harga.
(pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











