Gabungan Sipil Desak Polri Usut Tuntas Penembakan Aktivis HAM Papua


Jakarta, CNN Indonesia

Sebanyaknya elemen organisasi yang tergabung dalam Gabungan Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mengutuk peristiwa penembakan terhadap advokat senior yang Bahkan aktivis HAM Yan Christian Warinussy di Manokwari, Papbar.

Gabungan menilai kejadian tersebut merupakan serangan serius terhadap pembela HAM.

“Kejadian ini tidak dapat dipisahkan dari absennya negara melindungi pembela HAM di Indonesia. Karena serangan kepada mereka yang berusaha melindungi hak-hak mereka sendiri atau orang lain seperti ini terjadi secara berulang,” demikian pernyataan Gabungan tersebut yang diterima, Kamis (18/7).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk pada Data yang dihimpun oleh Amnesty International Indonesia (AII) pada 2023, serangan terhadap pembela HAM di Papua merupakan yang terbanyak, Dikenal sebagai 103 orang.

Merujuk pada catatan Aliansi Demokrasi untuk Papua (AIDP) setidaknya terdapat empat kasus serangan terhadap pembela HAM yang meliputi serangan fisik dan non fisik seperti terhadap Anum Siregar, Yuliana Yabandabra, Victor Mambor, dan Theo Hesegem.

“Serangan-serangan tersebut tidak pernah diungkap secara serius oleh Kepolisian, bahkan tidak jarang terdapat beberapa laporan serangan pembela HAM yang dihentikan penyidikannya,” lanjut pernyataan tersebut.

Oleh karena itu, Gabungan yang terdiri dari Aliansi Demokrasi untuk Papua (AIDP), Imparsial, KontraS, Elsam, Centra Initiative, PBHI Nasional, WALHI, YLBHI, Public Virtue, Amnesty International Indonesia, Forum de Facto, LBH Pers, ICW, LBH Masyarakat, HRWG, ICJR, LBH Jakarta, LBH Pos Malang, Setara Institute, dan AJI Jakarta, mendesak Polri untuk mengusut tuntas peristiwa ini Merujuk pada Syarat perundang-undangan yang berlaku secara transparan.

“Ditambah lagi Komnas HAM Bahkan penting untuk melakukan penyelidikan tersendiri terhadap serangan pembela HAM yang selama ini terjadi di Papua terjadi secara sistematis, berulang dan meluas serta dilakukan dengan pola yang sama. Oleh karenanya kami Bahkan mendesak Komnas HAM membentuk tim pencari fakta yang bekerja secara independen dan transparan untuk menyelidiki semua serangan Pembela HAM di Papua,” tuntutnya.

(tim/isn)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version