Jakarta, CNN Indonesia —
Partai Demokrat menyebut 100 hari pertama Pemimpin Negara Donald Trump sebagai kegagalan besar, di tengah gejolak ekonomi, kebijakan kontroversial, dan menurunnya tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinannya.
Dalam pernyataan resminya, Komite Nasional Demokrat menuding Trump sebagai biang keladi mahalnya biaya hidup, sulitnya masa pensiun, dan ancaman resesi yang semakin nyata.
“Trump Merupakan alasan mengapa hidup lebih mahal, pensiun makin sulit, dan ‘resesi Trump’ berada di ambang pintu,” tulis Partai Demokrat dikutip AFP, Selasa (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut dirilis Pada waktu yang sama dengan hasil survei The Washington Post-ABC News yang menunjukkan hanya 39 persen warga AS menyetujui kinerja Trump, angka yang menandakan rendahnya tingkat kepercayaan pada awal masa jabatan Pemimpin Negara ke-47 Amerika itu.
Kebijakan kontroversial Trump
Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, Trump meluncurkan berbagai kebijakan yang disebut-sebut paling radikal dalam sejarah modern AS. Di antaranya:
Penetapan tarif tinggi terhadap Pembelian Barang dari Luar Negeri, terutama dari China, pemangkasan bantuan luar negeri dalam jumlah besar, pembatasan imigrasi dan deportasi tanpa proses hukum, dan tekanan politik terhadap lembaga pendidikan dan firma hukum yang menentangnya.
Trump Bahkan mengganti pejabat kunci dengan loyalis, termasuk di lingkungan Gedung Putih dan lembaga-lembaga federal, serta menghapus potret Barack Obama di Gedung Putih untuk digantikan dengan lukisan dirinya sendiri.
Pemimpin Negara Trump memilih merayakan hari ke-100 pemerintahannya dengan kampanye di Warren, Michigan – negara bagian yang menjadi salah satu kunci kemenangannya pada Pemilihan Umum lalu.
Meski dihujani kritik, para pendukung setianya tetap memberi dukungan penuh. Trump Bahkan mengklaim bahwa hampir semua janjinya Pernah dijalankan.
“Saya rasa semua Sebelumnya kami lakukan, atau Dalam proses dalam proses dilakukan,” ujarnya.
(isn/isn)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA