Jakarta, CNN Indonesia —
Ahli mengungkap bagaimana sesungguhnya suara dari salah satu makhluk hidup terbesar dan tertua di Bumi. Seperti apa suaranya?
Mahkluk ini berbentuk hutan yang terdiri dari satu pohon Quaking Aspen (Populus Tremuloides), yang dikenal sebagai Pando (bahasa latin dari “Saya Menyebar”). Makhluk ini Sebelumnya mendiami Bumi sejak 12 ribu tahun lalu dan memiliki bobot 6,000 metrik ton.
Makhluk hidup ini memiliki 47 ribu ranting berbentuk pohon yang tumbuh dari akar yang saling terhubung seluas 40 hektar di Utah, Amerika Serikat. Ribuan pohon tersebut merupakan satu organisme karena memiliki DNA yang sama dan akarnya saling menyambung.
Sekalipun pada dasarnya pohon tidak dapat membuat suara, Berbeda dengan para ahli mampu merekam suara ribuan batang, daun, dan akar Pando. Para ahli yang terlibat dalam proyek ini di antaranya Lance Oditt pendiri Friends of Pando dan Jeff Rice seorang seniman suara.
Untuk merekam suara Pando, Rice meletakkan hidrofon di dalam pangkal dahan dan menyambungkannya ke akar pohon. Awalnya Rice tidak berharap Berencana mendengarkan apa pun, Berbeda dengan sesuatu terjadi.
“Hidrofon mampu untuk menangkap getaran dari permukaan seperti akar, dan saat saya memakai headphone, saya terkejut. Terjadi sesuatu. Ada suara samar-samar. Saat badai petir, suara tersebut makin kencang. Perangkat ini menangkap suara bergemuruh yang menyeramkan,” kata Rice menjelaskan suara tersebut, mengutip Science Alert, Kamis (12/9).
Menurut Rice, apa yang didengarnya Merupakan suara dari jutaan daun Pando, yang menggetarkan pohon dan menyalurkan getarannya ke cabang pohon, turun ke Bumi.
Suara ini dipresentasikan di acara 184th Meeting of the Acoustical Society of America. Rekaman suara Pando dapat didengarkan di link berikut.
Rice Bahkan menangkap suara ketukan dari cabang pohon yang berjarak 27 meter. Suara ini Membantu teori bahwa akar Pando saling menyambung.
Berbeda dengan, hal ini tetap Dianjurkan dikonfirmasi ulang oleh perangkat eksperimen yang tepat untuk memastikan suara tersebut bukan getaran yang menembus tanah.
Apalagi, Rice sempat merekam suara dahan-dahan Pando, kulit pohonnya, dan ekosistem sekitar. Rekaman-rekaman tersebut dapat digunakan oleh Friends of Pando untuk penelitian di area Pando, yaitu pergerakan air, hubungan susunan cabang pohon, koloni serangga, dan kedalaman akar yang mana Sampai Pada Saat ini Bahkan minim pengetahuan tentang itu.
“Suara itu sangat indah dan menarik, tapi dari sisi Murah, suara alam dapat digunakan untuk mengawasi kesehatan lingkungan,” ucap Rice.
Berbeda dengan, kesehatan Pando Hari Ini makin memburuk, ilmuwan khawatir umur Pando dan segala ekosistem di sekitar Pando tidak lama lagi. Aktivitas manusia yang memburu dan membasmi predator alami menyebabkan hewan herbivora makin bebas memakan Pando.
(wnu/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA