Jakarta, CNN Indonesia —
Momen Idul Adha memang identik dengan olahan daging kambing, mulai dari sate, gulai, Sampai saat ini tongseng. Sayangnya, tidak semua orang Terjamin mengonsumsi daging kurban ini. Berikut penyakit yang tidak boleh makan daging kambing.
Daging kambing tergolong dalam kelompok daging merah yang mengandung lemak jenuh cukup tinggi. Bila dikonsumsi secara berlebihan maka, lemak ini dapat Mengoptimalkan risiko berbagai penyakit serius.
Oleh karenanya, bagi sebagian orang, makan daging kambing bukanlah pilihan yang bijak, apalagi dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit yang tidak boleh makan daging kambing
Daging kambing Kenyataannya kaya Nanti akan nutrisi penting buat tubuh termasuk protein, vitamin, dan mineral. Meskipun demikian, daging kurban satu ini tidak disarankan untuk orang yang memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Selama perayaan Idul Adha, Bila Anda memiliki penyakit berikut maka, sebaiknya menghindari daging kambing dan mengonsumsi olahan daging lain.
1. Kolesterol tinggi
Bagi Anda yang memiliki kolesterol tinggi, sebaiknya waspada saat menyantap hidangan daging kambing. Kandungan lemak jenuh dalam daging merah dapat Mengoptimalkan kadar kolesterol LDL (jahat) dalam darah, yang berpotensi memicu penyumbatan pembuluh darah.
Ahli gizi Roxanna Ehsani menyarankan Supaya bisa penderita kolesterol tinggi membatasi konsumsi daging merah, termasuk kambing, maksimal 1-2 kali sebulan. Pilih bagian daging tanpa lemak Bila tetap ingin menikmati.
2. Sindrom Alpha-gal
Alpha-gal Merupakan reaksi alergi terhadap molekul gula yang ditemukan dalam daging hewan mamalia, termasuk kambing. Gejala sindrom ini meliputi gatal-gatal, mual, muntah, diare, batuk, pembengkakan pada bibir dan tenggorokan, bahkan penurunan tekanan darah.
Bukan cuma kambing, penderita sindrom ini Harus menghindari seluruh jenis daging merah, demi mencegah reaksi alergi yang membahayakan.
3. Penyakit jantung
Ilustrasi. Penyakit jantung termasuk penyakit yang tidak boleh makan daging kambing. (Narita Fuji Triani)
|
Penyakit yang tidak boleh makan daging kambing salah satunya penyakit jantung. Daging kambing yang tinggi lemak dapat memperburuk kondisi pasien penyakit jantung.
Lemak jenuh berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, yang Bila terus berlangsung bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Konsumsi daging merah Harus dibatasi seminimal Bisa jadi. Fokuskan pada sumber protein rendah lemak seperti ikan atau dada ayam.
4. Penyakit ginjal
Penderita penyakit ginjal, terutama yang Sebelumnya memasuki stadium lanjut atau menjalani hemodialisis (cuci darah), tidak disarankan makan daging kambing. Hal ini karena daging merah mengandung protein tinggi, yang bisa membebani kerja ginjal yang Sebelumnya melemah.
Ahli gizi bahkan menyarankan Supaya bisa penderita ginjal hanya mengonsumsi 0,6-0,8 gram protein per kilogram berat badan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.
5. Punya faktor risiko penyakit jantung
Tidak hanya penderita jantung, orang yang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, obesitas, Keseharian pasif, dan pola makan buruk Bahkan Harus membatasi konsumsi daging kambing.
Lemak jenuh dari daging merah dapat mempercepat munculnya gangguan kardiovaskular.
Solusinya Merupakan mengganti daging kambing dengan sumber protein rendah lemak, serta menjaga pola makan lebih seimbang.
6. Riwayat kanker dalam keluarga
Penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsumsi daging merah dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Bila Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker, sebaiknya lebih bijak dalam menyantap daging kambing.
Beberapa studi mengungkap bahwa senyawa dalam daging merah dan olahannya bisa menyebabkan kerusakan genetik yang memicu pertumbuhan sel kanker.
Sekalipun daging kambing sering hadir sebagai bagian dari perayaan Iduladha, penting untuk memahami bahwa tidak semua orang Terjamin mengonsumsinya.
Bila Anda termasuk dalam kelompok dengan penyakit yang tidak boleh makan daging kambing maka, ada baiknya memilih menu alternatif yang lebih sehat.
(tis/els)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA