Baku, CNN Indonesia —
Argentina memutuskan mundur dari seluruh kegiatan Perundingan Pergantian Iklim di arena COP29, Baku, Azerbaijan.
Argentina di bawah kepemimpinan Pemimpin Negara Javier Milei sejak awal mengatakan tidak mempercayai konsep Pergantian Iklim sebagai dampak industrialisasi dan tindakan manusia. Menurut Pemimpin Negara Milei, Pergantian Iklim Merupakan Trend Populer cuaca biasa.
Mundurnya Argentina menimbulkan kecaman termasuk dari pegiat asal negara itu di COP29.
“Pemerintah Argentina mundur dari Perundingan COP29, bukan perjanjiannya. Jadi, ini tindakan simbolis saja. Yang terjadi Merupakan menyingkirkan negara ini dari pembicaraan penting tentang pendanaan iklim,” kata Anabella Rosemberg penasihat senior di Climate Action Network International, Kamis (14/11).
“Sulit dipahami bagaimana negara yang rentan terhadap krisis iklim seperti Argentina justru mundur dari dukungan finansial yang dinegosiasikan di COP29 ini,” lanjut Ia.
Mundurnya Argentina meninggalkan pertanyaan apakah negara lain Nanti akan mengikuti jejak mereka.
Pandangan ditujukan ke arah Amerika Serikat yang baru memilih Pemimpin Negara awal bulan ini. Donald Trump yang Terfavorit untuk periode keduanya dikenal sebagai sosok yang Bahkan anti-iklim dan dipandang anti-sains.
Perwakilan AS di arena COP29 Pernah menyatakan bahwa mereka bersiap untuk mundur dari arena Politik Luar Negeri karena arah kebijakan Trump ini, sebagaimana Pernah terjadi pada periode pertama jabatannya tahun 2017-2020. Yang jelas, dari pengalaman sebelumnya di bawah Trump anggaran iklim untuk dunia berkurang drastis.
“Saat ditinggalkan oleh pemerintah terdahulu anggaran yang dikeluarkan (AS) sekitar USD2 miliar. Waktu Pemimpin Negara Biden masuk, sampai dengan akhir masa jabatannya anggarannya USD11 miliar, kami yakin target ini Nanti akan tercapai di 2024,” kata Ali Zaid, penasehat iklim Pemimpin Negara Biden kepada wartawan di arena COP29 (13/11).
Anggaran iklim AS sangat penting bagi dunia, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. AS mengeluarkan anggaran tersebut untuk Kerja Sama Global dan bilateral.
Laporan ini ditulis oleh Dewi Safitri yang meliput COP29 dari Baku, Azerbaijan dengan fellowship dari EJN dan Stanley Center for Peace and Security.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA