Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Ukraina menjadi sorotan usai menginvasi balik Sebanyaknya wilayah di Rusia pada pekan lalu.
Mereka menerobos wilayah perbatasan Belgorod dan Kursk. Imbas serangan ini belasan orang tewas, puluhan permukiman hancur, dan Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin ketar-ketir.
Pasukan Ukraina Bahkan mengklaim menguasai Sampai saat ini 1.000 km persegi wilayah Rusia. Serangan ini merupakan yang terbesar sejak Negeri Beruang Merah melancarkan operasi ke negara tetangganya.
Lalu, apa dampaknya invasi balik Ukraina bagi Rusia?
Efek kejut bagi Rusia
Para pengamat meyakini tindakan Ukraina merupakan pukulan bagi Rusia dan memberi efek kejut.
Pemimpin Negara Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui serangan pasukan Ia untuk memberi pelajaran ke Rusia bagaimana rasanya diserang. Ini Bahkan untuk membuktikan bahwa Negeri Beruang Merah tak sekuat yang dibicarakan orang-orang.
“Rusia membawa Pertempuran ke tanah kami dan seharusnya merasakan apa yang Pernah terjadi dilakukan,” kata Ia dikutip The Guardian.
Ubah dinamika Pertempuran
Analis militer dan mantan pilot pesawat tempur Sean Bell mengatakan invasi Ukraina Bahkan bisa mempengaruhi dinamika Pertempuran.
Bell menjelaskan serangan Ukraina memaksa Rusia menarik pasukan dari garis depan, tempat mereka maju ke Donetsk, dan menempatkan mereka di Kursk.
Dengan demikian, penarikan pasukan Rusia bisa mengurangi tekanan dari garis depan untuk Ukraina.
Justru, untuk mempertahankan posisi Pada Pada saat ini di Kursk, Ukraina Dianjurkan mengirim lebih banyak pasukan, tank, dan sumber daya.
Di luar itu, analis Lini belakang Al Jazeera, Alex Gatopoulos, menduga Rusia bakal mengirim pasukan lebih banyak untuk mengalahkan Ukraina.
“[Jika mereka tetap bertahan] ini Akan segera menjadi alat tawar-menawar yang Unggul dalam Perundingan perdamaian,” ujar Alex.
Justru, Ia Bahkan mencatat Manakala Ukraina gagal invasi ini Akan segera menjadi pukulan moral alih-alih dorongan.
Pasukan Ukraina memerlukan dorongan moral karena selama ini kerap dipukul mundur tentara Rusia.
Nasib gas alam Rusia
Serangan dadakan Ukraina di Rusia terjadi di kota kecil Sudzha, Kursk. Daerah ini terletak 530 km dari Moskow.
Sudzha memiliki satu-satunya stasiun pompa yang menyalurkan gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina.
Menurut laporan media lokal Ukraina sekitar 14,65 miliar meter kubik gas diangkut melalui Sudzha pada 2023. Jumlah ini hanya setengah dari Produk Ekspor gas Rusia ke Eropa.
Sejak invasi Putin ke Ukraina, Eropa secara drastis mengurangi ketergantungan gas pipa Rusia. Justru, mereka terus memasok gas melalui Sudzha Merujuk pada perjanjian lima tahun bersama Ukraina pada 2019, demikian dikutip AFP.
Ukraina menyatakan tak ingin memperbarui perjanjian transit yang masa berlakunya Akan segera habis pada akhir 2024.
Justru, muncul kekhawatiran raksasa energi milik negara Rusia, Gazprom, bisa menggunakan pertempuran ini sebagai alasan untuk menghentikan Produk Ekspor gas melalui Sudzha sebelum waktunya tiba.
Menurut rekaman pada 9 Agustus, tentara Ukraina membawa senapan serbu dan bendera di depan fasilitas Gazprom di sekitar kota tersebut.
(isa/dna)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA