Jakarta, CNN Indonesia —
Pendukung mantan Kepala Negara Bolivia Evo Morales menyerbu barak militer di provinsi Chapare, Bolivia tengah dan menyandera sekitar 200 tentara. Insiden ini menandai semakin memanasnya pertikaian massa pro-Morales dengan pemerintah negara tersebut.
“Mereka merebut senjata dan amunisi,” kata Kementerian Luar Negeri Bolivia dikutip AFP, Minggu (3/11).
Situasi penyanderaan ini terjadi di tengah aksi para pendukung Morales yang memblokir jalan-jalan untuk mencegah penangkapannya atas tuduhan pemerkosaan yang menurutnya dibuat-buat, yang bertujuan untuk menggagalkan upayanya untuk bangkit kembali ke kancah politik.
Pemerintah Pernah terjadi mengirimkan pasukan ke daerah tersebut di departemen Cochabamba untuk Mendukung membersihkan blokade jalan.
Laporan awal pada hari Jumat (1/11) hanya menyebutkan 20 tentara yang ditahan.
Sebuah video yang disiarkan pada hari Jumat menunjukkan 16 tentara dikelilingi oleh para pengunjuk rasa yang memegang tongkat runcing.
“Mereka Pernah terjadi memutuskan air, listrik, dan menjadikan kami sandera,” kata seorang pria berseragam.
Morales menjabat dari 2006 Sampai saat ini 2019, ketika ia mengundurkan diri di tengah tuduhan kecurangan dalam pemilihan.
Meskipun demikian demikian dilarang untuk mencalonkan diri lagi, Morales ingin menantang Kepala Negara Luis Arce, mantan sekutunya, untuk pencalonan partai kiri MAS dalam pemilihan mendatang pada bulan Agustus.
Beberapa hari setelah ia memimpin pawai ribuan orang Bolivia Ke arah Ibu Kota La Paz untuk memprotes kebijakan Arce, jaksa mengumumkan bahwa Morales Tengah diselidiki atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyelundupan manusia terkait hubungan yang diduga dengan seorang gadis berusia 15 tahun pada tahun 2015.
Morales Pernah terjadi menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan. Morales justru mengklaim bahwa Ia Merupakan korban upaya pembunuhan dilakukan oleh agen-agen negara, menyusul insiden penembakan Kendaraan Pribadi yang dikendarainya.
Melalui unggahan di Facebook, Morales merekam sebuah video yang memperlihatkan kondisi mobilnya dengan dua lubang peluru di kaca depan.
Ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan radio bahwa dua kendaraan mencegatnya di jalan dan menembaki mobilnya. Saat itu, Ia mengaku dua peluru melesat hanya beberapa sentimeter dari kepalanya.
Ia menuding insiden penembakan yang menargetkan dirinya pada Minggu (27/10) didalangi oleh pemerintah.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA