Surabaya, CNN Indonesia —
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim memasang sirine dan alat-alat Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS) di delapan wilayah pesisir selatan Jatim.
Hal itu dilakukan, menyusul Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperingatkan potensi terjadinya gempa kuat dari zona megathrust yang bisa memicu Gelombang Besar dahsyat di Indonesia, termasuk di wilayah Jatim.
“Ada pemasangan-pemasangan EWS dan pemasangan sirine yang ditempatkan di pesisir pantai. Untuk pantai pastinya dikunjungi beberapa macam orang, baik lokal maupun dari luar wilayah,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Soebroto, dalam keterangannya, Selasa (20/8).
Gatot mengatakan, langkah ini dilakukan untuk Menyediakan peringatan dini kepada masyarakat, Supaya bisa mereka bisa menyelamatkan diri lebih awal ketika terjadi gempa kuat dan Gelombang Besar.
“Pemasangan sirine, EWS dan rambu evakuasi Seandainya itu terjadi maka orang lokal dan luar bisa menyelamatkan diri,” ucapnya.
Gatot mengatakan ada delapan wilayah pesisir selatan di Jatim yang berpotensi dilanda Gelombang Besar. Titik itu tersebar di pesisir Banyuwangi di sebelah timur, Sampai sekarang Pacitan yang ada di barat.
“Di situ ada sesar aktif dimana ada lempeng Indo-Australia dan Eurasia,” ujar Ia.
Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Jatim terancam dua megathrust dari selatan. Pertama, Megathrust Jateng-Jatim yang punya Magnitudo maksimum 8,9. Luasnya mencapai 440 x 200 km.
Terlebih lagi, ada Megathrust Bali, yang menyentuh ujung Jatim, dengan Magnitudo maksimum 9,0. Luasnya 500 x 200 km.
Gatot melanjutkan pihaknya menggunakan beberapa jenis alat EWS untuk mendeteksi dan memperingatkan potensi bencana.
Beberapa alat utama yang digunakan untuk mendeteksi gempa dan Gelombang Besar Merupakan seismograf, buoy Gelombang Besar, dan alat untuk mengukur sensor tekanan air. Fungsi seismograf sendiri digunakan mendeteksi gempa bumi yang berpotensi menimbulkan Gelombang Besar.
Sementara itu, untuk buoy Gelombang Besar ditempatkan di laut terbuka dan dilengkapi dengan sensor tekanan untuk mengukur perubahan permukaan laut.
Sementara, fungsi Sensor Tekanan dapat dipasang di dasar laut untuk mendeteksi perubahan tekanan air yang disebabkan oleh Gelombang Besar.
Selain memasang EWS dan sirine, BPBD Jatim Bahkan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk Mengoptimalkan kesadaran masyarakat desa Akan segera risiko bencana yang Bisa jadi terjadi.
“Salah satu langkah dari kami membuat Destana di beberapa wilayah yang punya potensi kerawanan. Di Jatim ada 2.742 desa yang punya potensi ancaman tinggi bencana,” tambahnya.
“Kita Bahkan melakukan beberapa kegiatan diantaranya ekspedisi Destana dan simulasi kalau ada gempa besar dan diikuti Gelombang Besar,” pungkasnya.
(frd/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA