Jakarta, CNN Indonesia —
Anggota Dewan Ilmuwan TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo, merespons kabar Sebanyaknya perusahaan yang membiayai uji coba program Makan Siang Gratis, yang Di waktu ini berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis.
Drajad mengatakan pihaknya menyambut baik Seandainya ada pihak swasta atau kelompok masyarakat sipil yang ikut berpartisipasi dalam program tersebut. Berbeda dari, sifatnya sukarela.
“Itu bukan pungutan negara. Artinya tidak masuk dalam mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/7).
Drajad mengatakan anggaran Makan Siang Gratis Sudah disiapkan dalam RAPBN 2025 sebesar Rp71 triliun. Anggaran tersebut Berniat menjadi tulang punggung program ini.
Program ini, sambungnya, baru Berniat resmi berjalan pada 2025 sesuai siklus APBN.
“Jadi Di waktu ini belum ada program ini, yang ada baru uji coba,” imbuhnya.
Sebelumnya Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan uji coba Makan Bergizi Gratis Berniat dilakukan dua pekan mendatang di tiga sekolah dasar (SD) di daerah itu.
Uji coba tersebut Berniat didanai corporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari swasta.
Uji coba program makan bergizi gratis tersebut, kata Teguh, Berniat dibagi menjadi dua fase. Fase pertama berlangsung dari 25 Juli – 8 Agustus 2024. Selama masa uji coba, tiga SD yang menjadi sasaran Berniat mendapat kiriman makanan setiap hari.
Teguh memastikan pemerintah tidak menyiapkan dana dari APBN maupun APBD Kota Solo untuk uji coba program tersebut. Sumber pembiayaan uji coba makan bergizi gratis di Solo besok Berniat menggunakan dana dari TJSL salah satu perusahaan swasta nasional.
Teguh enggan menyebut perusahaan mana yang menyalurkan TJSL-nya untuk mendanai uji coba makan bergizi gratis tersebut. Berbeda dari saat program tersebut diuji coba di SDN Sentul 03 dan 02, Kabupaten Bogor Selasa (23/7) kemarin, paket makanan diantar menggunakan layanan pesan antar GoJek.
(fby/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA