Trik Tentukan Hilal dalam Kalender Hijriyah Global


Jakarta, CNN Indonesia

Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) Di waktu ini resmi dipakai Muhammadiyah sebagai acuan penentuan bulan kamariah. Simak penjelasan metode ini.

Keputusan penggunaan KHGT oleh Muhammadiyah itu tak terjadi tiba-tiba. Ini merupakan hasil Muktamar 48 di Surakarta, 2022.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut penggunaan KHGT beririsan dengan isu politik nasional maupun global.


“Sehingga muncul kritik ketika mendekati Bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha Setiap Saat ada debat tahunan yang masalahnya Setiap Saat berulang. Apakah hilalnya Pernah terjadi muncul atau belum?” ujar Ia, dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah secara daring, Jumat (5/7) malam, dikutip dari situs Muhammadiyah.

Menurutnya, penggunaan KHGT ini diharapkan tak memunculkan perdebatan tahunan lagi sehingga energi umat tidak terkuras.

Abdul Mu’ti memandang KHGT tidak hanya menjawab perdebatan tiga waktu penting umat Islam itu saja (awal Ramadhan, lebaran Idulfitri, lebaran Iduladha), tapi Bahkan untuk Menyajikan kepastian waktu-waktu penting yang lain termasuk jadwal salat Sampai saat ini perjanjian.

Ia pun mencontohkan keuntungan penggunaan metode hisab yang bisa Menyajikan akurasi kalender yang berjangka panjang dalam kebutuhan Efisien.

Islamic Society of North America (ISNA), yang memakai metode hisab, katanya, dapat membuat kesepakatan dengan Sekjen PBB supaya di waktu awal Syawal PBB tidak menggelar sidang.

“Sidang [PBB] ditiadakan pada saat Idulfitri untuk menghormati orang Islam yang merayakan Idulfitri itu,” ungkap Mu’ti.

Unsur-unsur KHGT

Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, mengungkap beberapa parameter yang diatur dalam KHGT Sesuai ketentuan keputusan Muktamar Turki 1437 H/2016.

Pertama, kesatuan seluruh permukaan Bumi, termasuk bulan kamariah yang dimulai secara serentak di seluruh dunia

Menurutnya, ini sejalan dengan prinsip kesatuan dan universalisme dalam ajaran Islam, serta penekanan terhadap aspek ibadah dan sipil.

Kedua, bulan baru dimulai saat sudut elongasi (jarak Bulan-Matahari) mencapai 8 derajat atau lebih, dengan ketinggian hilal di atas ufuk minimal 5 derajat, sebelum jam 00.00 waktu Greenwich (GMT), di bagian belahan Bumi manapun.

Artinya, kata Arwin, Syarat ini tidak mengharuskan hilal terlihat di seluruh permukaan Bumi atau di semua negara.

“Dengan demikian, masuknya awal bulan [hijriah] bukan Sesuai ketentuan rukyat (pengamatan langsung) di satu tempat tertentu, Sekalipun di mana saja (min makanin ma min sath al-ardh),” urainya.

Ketiga, soal pengecualian. KHGT, kata Ia, mengizinkan penentuan awal bulan Sesuai ketentuan kondisi tertentu, seperti terjadinya imkan rukyat (kemungkinan hilal dapat dilihat/dirukyat) 5 Sampai saat ini 8 derajat di suatu tempat, dan ijtimak di Selandia Baru sebelum fajar.

Imkan rukyat sendiri merupakan kemungkinan terlihatnya bulan sabit pertama setelah terjadinya konjungsi atau ijtimak.

Hal ini diikuti dengan terjadinya imkan rukyat di wilayah daratan Benua Amerika.

Penetapan ijtimak di Selandia Baru, jelas Arwin, didasarkan pada asumsi bahwa negara ini merupakan wilayah yang paling timur di dunia. Sementara, Benua Amerika Merupakan wilayah yang paling barat.

Penerapan

Dalam KHGT, awal bulan baru ditentukan imkan rukyat dan konjungsi atau ijtimak atau satu putaran Bulan mengelilingi Bumi.

Sesuai ketentuan paparan di atas, imkan rukyat versi KHGT terjadi ketika tinggi bulan minimal 5 derajat dan elongasi minimal 8 derajat saat Matahari terbenam di belahan Bumi manapun.

Apalagi, konjungsi Wajib terjadi sebelum jam 12.00 malam GMT untuk dapat menentukan awal bulan yang baru pada hari berikutnya.

Syarat ini diterapkan untuk menetapkan Tahun Baru Islam atau 1 Muharam 1446 Hijriah.

Muhammadiyah menyebut, Sesuai ketentuan perhitungan astronomis, konjungsi Bulan terjadi pada Jumat (5/7) pukul 22.57.19 GMT.

Sementara, imkan rukyat atau kemungkinan terlihatnya bulan sabit pertama terjadi pada Sabtu (6/7) pukul 11.30.38 GMT. Saat itu, tinggi Bulan sekitar 6 derajat dan elongasi 8 derajat.

Sesuai ketentuan kriteria KHGT, kondisi ini Pernah terjadi memenuhi syarat untuk menetapkan awal bulan Muharram 1446 H yang jatuh pada Ahad (7/7).


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA