Bisnis  

Bersinergi Lawan Karhutla Melalui Program Desa Bebas Api


Jakarta, CNN Indonesia

Setiap kemarau, ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Setiap Saat menghantui wilayah-wilayah rawan api di Indonesia. Asap pekat yang ditimbulkan tak hanya buruk dipandang mata, tetapi Bahkan membahayakan kesehatan, mengganggu aktivitas ekonomi, dan memengaruhi kehidupan sosial masyarakat.

Upaya mengatasi Karhutla membutuhkan pendekatan menyeluruh-bukan hanya penanggulangan saat terjadi kebakaran, tetapi Bahkan pencegahan sejak dini yang menjadi dasar lahirnya Program Desa Bebas Api (DBA) oleh Asian Agri. Program ini merupakan komitmen Asian Agri dalam mengedepankan prinsip keberlanjutan di setiap lini operasi.

Program DBA merupakan turunan kebijakan No Burn Policy yang Sudah diterapkan Asian Agri sejak tahun 1994. Asian Agri meyakini bahwa Karhutla tidak dapat dicegah oleh pihak tertentu semata melainkan Sangat dianjurkan melibatkan banyak pihak, termasuk peran aktif masyarakat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui pendekatan edukatif, partisipatif, dan berbasis komunitas, DBA dibentuk untuk membangun kesiapsiagaan warga menghadapi musim kemarau.

Masyarakat desa yang tinggal di sekitar area rawan kebakaran diberdayakan dan didorong menjadi bagian dari solusi, bukan menjadi pihak pasif korban bencana.



Sampai saat ini 2024, Program DBA Sudah menjangkau 16 desa di Provinsi Riau dan Jambi dengan luasan area lebih dari 340.000 hektare. Partisipasi masyarakat Bahkan meningkat dari tahun ke tahun, mencerminkan kesadaran dan kepedulian kolektif terhadap pencegahan kebakaran.

Asian Agri berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di daerah untuk menghadapi Karhutla. (Foto: Asian Agri)

Kolaborasi Efektif

Dalam implementasinya, Asian Agri menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Koramil, dan Kepolisian Sektor. Kolaborasi ini dirancang untuk memastikan pencegahan Karhutla berjalan secara menyeluruh, terkoordinasi, dan berkelanjutan.

“Sinergi yang kuat dan komitmen jangka panjang antar pihak -mulai dari perusahaan, masyarakat desa, Sampai saat ini aparat penegak hukum dan instansi terkait menjadi kesuksesan tindak pencegahan. Kami berharap bahwa program DBA dapat menjadi wadah kolaborasi tersebut” ungkap Pengarapen Gurusinga, Regional Head Asian Agri Wilayah Riau.

Ia menambahkan bahwa dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat menstimuli terbentuknya Kebiasaan tanggung jawab kolektif dan lebih waspada terhadap potensi kebakaran.

Senada dengan itu, Koordinator Wilayah II Manggala Agni, Edwin Putra, menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam Membantu kesiapsiagaan masyarakat desa.

“Kolaborasi dengan sektor swasta sangat krusial, terutama dalam mempersiapkan regu pemadam yang terlatih dan dilengkapi perlengkapan sesuai standar aturan. Inisiatif Asian Agri melalui Tim Fire dan Tim Masyarakat Peduli Api (MPA) Merupakan praktik Unggul yang bisa ditiru,” ujarnya.

Di tingkat desa, pelaksanaan DBA diperkuat dengan Sebanyaknya kegiatan langsung, seperti pelatihan tanggap darurat, sosialisasi metode pembukaan lahan tanpa api, serta pemantauan titik-titik rawan kebakaran. Asian Agri Bahkan Menyajikan pendampingan kepada aparat desa dalam memahami kebijakan Karhutla dan dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem dan kesejahteraan masyarakat.

Selain manfaat langsung berupa berkurangnya insiden kebakaran, desa-desa binaan Bahkan mendapatkan insentif dari Asian Agri sebagai penghargaan atas komitmen penjagaan wilayah bebas api.

Desa yang berhasil mencegah kebakaran selama satu tahun penuh berhak menerima insentif Sampai saat ini Rp100 juta, sementara desa yang mencatat kebakaran kecil di bawah 1 hektar tetap mendapat dukungan sebesar Rp50 juta.

Insentif ini tidak diberikan dalam bentuk uang tunai langsung, melainkan berupa program pembangunan desa seperti pembelian perlengkapan pemadam, penguatan kapasitas tim MPA, serta kegiatan pemberdayaan lainnya.

Pada Penghargaan Desa Bebas Api 2024-2025, Desa Segati dan Desa Bagan Limau di Kabupaten Pelalawan, Riau, serta Desa Semambu di Kabupaten Tebo, Jambi, menerima insentif karena berhasil menjaga wilayah mereka tetap bebas kebakaran sepanjang tahun 2024.

“Sebagai bentuk apresiasi, desa-desa tersebut menerima dukungan perlengkapan dan program kesiapsiagaan, pelatihan lanjutan, dan penguatan tim MPA,” kata Fire Assistant Asian Agri Dani Nugraha Syafly dalam acara DBA Awards di Riau pada Juni 2025.

Ia menegaskan insentif ini hanya pemanis program ini sedangkan fokus utamanya tetap pada pembentukan Kebiasaan gotong royong dan pencegahan kebakaran yang berkelanjutan.

Seorang petani berusaha memadamkan api dengan ranting agar tidak merambat ke lahan kebunnya di  Kecamatan Dumai Timur, Dumai, Riau, Minggu (24/3/2024). Musim kemarau panjang yang melanda di daerah tersebut membuat kebakaran lahan semakin meluas dan kabut asap mulai menyelimuti daerah itu pada malam hari sementara pihak BPBD dan Manggala Agni terus berupaya memadamkan api di lokasi yang baru terbakar. ANTARA FOTO/Aswaddy HamidIlustrasi kebakaran lahan di Riau. (Foto: ANTARA FOTO/ASWADDY HAMID)

Dukungan Pemda

Bupati Tebo, Agus Rubiyanto, menilai langkah Asian Agri sebagai contoh kolaborasi lingkungan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. “Kami mengajak desa-desa lain untuk mengikuti contoh ini. Ketika kita bisa mencegah kebakaran bersama, bukan hanya hutan yang selamat-tapi Bahkan masa depan anak cucu kita,” ujar Agus.

Komitmen ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Asian Agri dan desa-desa binaan untuk pelaksanaan DBA tahun 2025-2026. Dukungan berbagai pihak merupakan penyemangat perusahaan untuk Memperkaya cakupan wilayah dan memperdalam dampak program.

Asian Agri percaya bahwa DBA dapat membangun kesadaran, Mengoptimalkan kapasitas lokal, dan mendorong tanggung jawab bersama terutama di tengah musim kemarau, saat risiko Karhutla mencapai puncaknya.

Asian AgriSinergi antara Asian Agri dan desa-desa untuk mengantisipasi Karhutla. (Foto: Asian Agri)

(dhf/asa)


[Gambas:Video CNN]

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA