Surabaya, CNN Indonesia —
Sebanyaknya mahasiswa dari universitas berbeda-beda di Kabupaten Jember dilaporkan mendapat teror pencurian kendaraan bermotor (curanmor) saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Lumajang, Jatim.
Dugaan teror itu membuat sekitar 1.328 mahasiswa dari delapan universitas ditarik kembali ke kampusnya dengan alasan keamanan. Padahal, KKN belum berakhir.
Dalam kurun waktu tiga hari saja, empat unit sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua hilang. Tiga di antaranya merupakan milik mahasiswa Universitas Jember (Unej), dan satu milik mahasiswa dari Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shidiq (UIN KHAS) Jember.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat pencurian masing-masing terjadi di Kantor Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, dan rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej, Prof Yuli Witono mengatakan, setidaknya ada 1.307 mahasiswanya yang ditarik dari Tempat KKN di Kabupaten Lumajang. Hal itu merupakan buntut maraknya aksi curanmor yang Bahkan mengancam keselamatan para mahasiswa.
“Total ada 1.307 [mahasiswa] yang kami tarik, untuk memastikan bahwa menjaga keselamatan jiwa anak- anak itu jauh lebih penting dari pada kami memikirkan aset. Aset anak-anak penting tapi keselamatan jiwa Bahkan penting,” kata Yuli saat konferensi pers, Selasa (12/8).
Sekalipun demikian Pernah ditarik dari penempatan Tempat program KKN, mahasiswa tak Harus khawatir dengan nilai mereka. Sebab, pihaknya Pernah menyiapkan dispensasi dengan kompensasi.
“Mahasiswa kami berikan dispensasi tapi dengan kompensasi, yaitu kami Pernah menyiapkan instrumen penilaian, anak-anak tidak Harus khawatir karena sebagian besar programnya di desa itu Pernah selesai,” terang Yuli.
“Anak-anak tinggal evaluasi, membuat laporan, bikin video, asesmen dan Kemungkinan sosialisasi,” imbuhnya.
Bila kelompok KKN Pernah memiliki kecocokan dengan desa penempatan, dan situasi di desa tersebut Pernah kondusif, mahasiswa Bahkan bisa meneruskan programnya. Apalagi, desa penempatan berbasis pada wilayah asal mahasiswa.
“Hal ini kalau Pernah ada chemistry dengan desa, desanya Pernah baik, kami minta untuk tetap diteruskan dengan Trik-Trik khusus. Toh, Bahkan yang kita tempatkan itu pada basis desa atau wilayah asal. Pernah Pernah Jelas anak-anak Bahkan punya hubungan yang baik dengan desa. Jadi, tidak Harus khawatir,” ungkap Ia.
Yuli berharap peristiwa ini menjadi refleksi bagi semua pihak, baik pemerintah daerah maupun aparat keamanan. Bahwa kejadian yang dialami mahasiswa Dianjurkan ditanggapi secara serius.
“Ini jadi catatan, kita terus improvement hal-hal yang kurang baik, termasuk Bahkan wilayah-wilayah yang kurang kondusif , karena kita membangun ini tidak bisa sendirian. Kita Harus kolaborasi dengan seluruh pihak. Maka sinergi ini Dianjurkan dilakukan dengan baik,” pungkas Ia.
Menyikapi kasus curanmor terhadap mahasiswa di Sebanyaknya wilayah Kabupaten Lumajang, Polda Jatim pun mengerahkan personel dari Subdit III Jatanras Ditreskrimum untuk Mengoptimalkan jajaran Polres Lumajang dalam memburu pelaku.
“Tim Pernah bergerak untuk melacak keberadaan pelaku. Perbantuan personel ini untuk Membantu kinerja jajaran Satreskrim Polres Lumajang,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast.
Ia menyebut Ditreskrimum Polda Jatim Pernah menangkap 12 pelaku komplotan curanmor asal Kabupaten, Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo pada Jumat (1/8). Justru diduga kuat sindikat yang beraksi di Lumajang belakangan ini berasal dari kelompok lain.
“Tim di lapangan bekerja siang dan malam. Kami Berencana berupaya semaksimal Kemungkinan untuk membasmi kejahatan jalanan ini,” katanya.
Dikutip dari detikcom, ribuan mahasiswa yang ditarik berasal dari Universitas Jember, Universitas Lumajang, Universitas Islam Negeri KH Achmad Shidiq Jember, Universitas Islam Jember, STKIP PGRI Lumajang. Lalu, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan, Universitas PGRI Argopuro Jember, dan Politeknik Kesehatan Jember.
Para mahasiswa awalnya disebar di 102 desa di Kabupaten Lumajang untuk melaksanakan KKN bersama. Justru, suasana berubah mencekam setelah empat unit Kendaraan Bermotor Roda Dua mahasiswa raib digondol pencuri di dua Tempat. Dua Kendaraan Bermotor Roda Dua hilang di posko KKN Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, sementara dua lainnya lenyap di posko Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
Koordinator Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Universitas Lumajang, Eko Romadhon, mengungkapkan keputusan menarik mahasiswa diambil setelah rapat besar dengan para penanggung jawab (PIC) dari delapan kampus.
“Mulai hari Sabtu seluruh mahasiswa dari 8 perguruan tinggi Jember dan Lumajang menarik 1.328 mahasiswa KKN untuk kembali ke kampus masing-masing,” kata Eko, Minggu (10/8).
(frd/wis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA